Jumat 16 Sep 2016 12:16 WIB

Importir Gula Wajib Perluas Lahan Perkebunan Tebu

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Petani tebu  (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani tebu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan gula dalam negeri yang beroperasi kerap melakukan impor gula ‎tebu dan gula pasir. Gula tebu diimpor untuk diproduksi di dalam negeri, sedangkan gula pasir merupakan produk yang siap jual ke masyarakat.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, Indonesia memang membutuhkan gula dalam jumlah besar. Sayangnya industri dalam negeri kesulitan dalam menutupi kebutuhan tersebut. Hasilnya industri gula harus impor setiap tahunnya, bahkan impor ini semakin meningkat.

"Pasokan dan permintaan tidak seimbang, dan terjadi proses pembiaran cukup lama. Tidak ada upaya dari dulu untuk meningkatkan produksi gula tebu," kata Enggar ditemui usai sidak di pasar Grogol, Jumat (17/9).

Enggar menjelaskan, saat ini pemerintah mencoba untuk menjalankan program agar kebutuhan gula tidak selalu mengandalkan impor. Walaupun saat ini impor masih dibutuhkan karena mengisi kebutuhan.

Ke depan, perushaan gula yang akan mengimpor gula tebu dan gula pasir diminta untuk bisa meningkatkan lahan perkebunan tebu mereka. Jadi ketika diberikan izin impor gula, perusahaan tersebut bakal mengikat janji untuk perluasan lahan tebu.

"Kami mintakan impor, mereka harus mengikat diri membuat perjanjian untuk ekspansi tebu. Dengan sistem intiplasma, walaupun memakan waktu tapi ada tujuan komitmen," kata dia.

Enggar menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan gula satu per satu. Dalam pertemuan tersebut, banyak perusahaan yang mengeluh mengenai ketersediaan lahan untuk perluasan penanaman tebu. Namun Kemendag berjanji akan segera mencarikan solusi terkait kebutuhan lahan tersebut.

"Persoalannya dilahan ga mudah mencari laha. Kita akan lihat lahan yang berpotensu tapi tidak digarap. Ini yang akan dimaksimalkan," paparnya.

Di sisi lain, untuk menjaga ketersediaan stok gula dalam negeri Kemendag akan bertemu dengan sejumlah distibutor dari luar negeri yang memiliki ketersediaan gula cukup banyak seperti Thailand dan Brasil.

Khusus untuk Brasil, jika sebelumnya impor dari negara ini belum begitu banyak, pemerintah memungkinkan untuk mengambil gula dari Negeri Samba tersebut. Sebab gula di negara ini tengah over supply, sehingga harganya kompetitif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement