Jumat 16 Sep 2016 08:54 WIB

Harga Emas Tertekan Data Ekonomi AS

Emas Batangan (ilustrasi)
Foto: mycitya
Emas Batangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Kamis (15/9) atau Jumat (16/9) pagi WIB, karena data ekonomi AS yang kuat memberikan tekanan terhadap logam mulia. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 8,1 dolar AS, atau 0,61 persen, menjadi menetap di 1.318,00 dolar AS per ounce.

Emas berada di bawah tekanan karena laporan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (15/9), menunjukkan klaim pengangguran awal meningkat lebih kecil dari yang diperkirakan 1.000 ke tingkat klaim awal 260 ribu.

Analis mencatat bahwa hasil ini lebih baik dari perkiraan, dan memberikan tekanan terhadap logam mulia karena laporan tersebut terus menambah ekspektasi pekerjaan yang positif, memberi ruang bagi Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga berikutnya.

Laporan indeks harga produsen (PPI), juga dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS, menunjukkan PPI tetap datar untuk Agustus, tetapi PPI tanpa ukuran makanan dan energi meningkat 1,0 persen pada perubahan tahun-ke-tahun. Para analis mencatat bahwa meskipun PPI tetap tidak berubah, kenaikan tahun-ke-tahun juga merupakan berita positif bagi The Fed.

Logam mulia diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut ketika laporan Survei Prospek Bisnis Fed Philadelphia yang dirilis oleh Federal Reserve Philadelphia menunjukkan Indeks Kondisi Bisnis Umum meningkat ke level 12,8, yang analis catat jauh di atas konsensus 4,9.

Meskipun data AS positif baru ini memberikan kekuatan bagi Fed, beberapa investor berspekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mendukung peningkatan suku bunga utamanya selama tahun baru. Namun, harapan tetap bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.

Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah pada 12 persen di pertemuan September 2016, 19 persen di pertemuan November 2016 dan 46 persen pada pertemuan Desember 2016.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement