Senin 29 Aug 2016 10:12 WIB

Pertamina akan Dirikan Anak Usaha Baru

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto.

REPUBLIKA.CO.ID, SIKKA - PT Pertamina (Persero) sedang bersiap membangun anak usaha baru yang akan fokus pada bisnis hilir di pasar internasional. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan, langkah ini diambil lantaran perusahaan migas nasional ini ingin memantaskan diri sebagai perusahaan minyak dan gas bumi (migas) kelas dunia. 

Anak usaha baru ini akan berjuluk Pertamina International Downstream. Lini usaha yang akan ditangani oleh anak usaha baru ini adalah bisnis ritel dan pengembangan kilang di luar negeri.

"Kita tanggung jawab pertama adalah mengamankan suplai untuk kebutuhan BBM dalam negeri. Tapi untuk menjadi world class perusahaan harus memiliki bisnis multinasional. Oleh karena itu untuk mengantisipasi perkembangan bisnis kedepan, maka kita membutuhkan dan membangun perusahaan untuk mengurusi downstream di luar negeri," ujar Dwi ditemui di sela acara Kado Pertamina di Kangae, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (29/8).

Dalam pengembangan anak usaha baru ini Pertamina melirik untuk mengoperasikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di luar negeri. Dwi mengaku, saat ini pihaknya sedang meminta izin kepada pemegang saham, dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membentuk Pertamina International Downstream.

Dwi melanjutkan, pihaknya kini sedang mengkaji sasaran spesifik pasar bagi lini usaha baru Pertamina ini. Pengembangan kilang di luar negeri, lanjut Dwi, juga bukan tanpa alasan. Bila nantinya seluruh BBM yang dihasilkan oleh kilang-kilang Pertamina baik di dalam atau luar negeri dan justru menimbulkan pasokan berlebih, maka Indonesia berpotensi mengekspor BBM dalam jumlah besar.

"Kita sedang studi, target kita seperti apa? Negara mana saja, yang memiliki gap terhadap kebutuhan dalam negerinya. Seperti indonesia ini kan ada gap antara kebutuhan dalam negeri dan produksinya. Nah itu area yang bagus untuk daerah luar negeri," katanya.

Pertamina pernah menang lelang untuk melakukan penjualan BBM di Myamnar. Tahun ini, Dwi menyebutkan, salah satu perusahaan migas asal Myanmar menyatakan minatnya untuk mengajak Pertamina membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk mengelola jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Myanmar.

"Myanmar, dulu kan di tender kan. Dan nampaknya kita menjadi yang paling menarik. Sekarang kita lakukan valuasi. Karena mereka minta kita masuk dengan kita JV di sana. Maka aset yang ada kita harus valuasi," ujar Dwi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement