Selasa 23 Aug 2016 16:47 WIB

Industri Plastik Indonesia Diprediksi Menurun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Petrokimia sebagai bahan dasar industri plastik
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Petrokimia sebagai bahan dasar industri plastik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chairman Asosiasi Industri Olefin, Aromatik & Plastik Indonesia (Inaplast)  Budi Susanto memprediksi pertumbuhan industri plastik pada 2016 ini akan mengalami penurunan. Sebab, serapan anggaran pemerintah baru terasa sekitar akhir Juni 2016. Padahal penyerapan anggaran ini berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

"Sedangkan, sebagian besar penjualan plastik sensitif oleh daya beli," ujar Budi di Jakarta, Selasa (23/8).

Budi menjelaskan, penurunan industri plastik sudah dirasakan sejak semester I 2016. Dampak penurunan makin terasa saat pemerintah menggelontorkan kebijakan kantong plastik berbayar dan wacana pengenaan cukai plastik berbayar.

Menurut Budi, sebetulnya secara teoritis pertumbuhan industri plastik berada diatas pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen. Namun, karena penyerapan anggaran terbilang lambat maka pertumbuhan industri plastik ikut terkena imbasnya.

Pada 2015 lalu pertumbuhan industri plastik berada di kisaran angka 4,5 persen. Dengan optimisme pemerintah pada awal 2016, industri plastik berani menaruh target pertumbuhannya di angka 4,6 persen. Namun karena ada gangguan terkait wacara cukai plastik dan kantong plastik berbayar, pertumbuhan industri plastik perlahan menurun.

"Saya agak kurang pede bilang pertumbuhan ekonomi sejajar dengan industri. Dengan kondisi sekarang, pertumbuhan industri plastik sekitar 3 persen," kata Budi.

Budi menambahkan, perayaan hari kemerdekaan diprediksi bisa mendorong pertumbuhan industri plastik karena ada permintaan dari industri makanan dan minuman. Selain itu, panen raya beras juga diharapkan dapat membantu industri plastik karena nantinya pasti membutuhkan karung sebagai kemasan dan juga terpal plastik untuk menjemur beras.

Namun, Budi pesimistis hal tersebut dapat meningkatkan capaian pertumbuhan industri plastik sampai akhir 2016. Selain itu, permasalahan lainnya yakni terkait pelemahan ekonomi di Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement