Senin 22 Aug 2016 22:10 WIB

Ibu RT Curhat Uang Beli Rokok Suami Lebih Tinggi dari Biaya Dapur

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Petugas toko mengambil rokok untuk konsumen di salah satu ritel, Jakarta, Ahad (21/8). (Republika/  Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas toko mengambil rokok untuk konsumen di salah satu ritel, Jakarta, Ahad (21/8). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG –- Kalangan ibu-ibu rumah tangga mengaku sangat setuju dan mendukung, kalau harga rokok dinaikkan berkali-kali lipat dari harga sekarang. Hal ini karena, biaya untuk konsumsi rokok bagi suami mereka sangat jauh melebihi biaya kebutuhan dapur rumah tangga.

“Setuju sekali kalau harga rokok mahal. Biar tidak bisa membeli rokok lagi,” kata Wita, salah seorang ibu rumah tangga yang bermukim di Tanjungkarang, Bandar Lampung, Senin (22/8).

Ia bercerita dalam hitungannya kebutuhan rokok setiap hari bagi suaminya paling sedikit dua sampai tiga bungkus, biaya yang harus dikeluarkan hampir Rp 50 ribu. Sedangkan biaya untuk kebutuhan dapur sehari tidak sampai Rp 50 ribu setiap hari, sedangkan pendapatan suami tidak bertambah.

Menurut dia, jadi kalau ada usulan harga rokok naik sampai Rp 50 ribu per bungkus setuju sekali. Bahkan ia mengatakan harga rokok seharusnya lebih tinggi lagi sehingga warga yang perokok tidak terjangkau membeli, dan akhirnya berhenti merokok.

Nina, ibu rumah tangga lainnya di Sukarame, juga mendukung harga rokok mahal per bungkusnya. Alasannya, agar orang perokok tidak menuruti hawa nafsunya untuk merokok yang tidak ada gunanya bagi kesehatan maupun bagi kebutuhan rumah tangga.

“Lebih baik uangnya ditabung dan untuk anak sekolah daripada beli rokok yang merusak kesehatan. Saya setuju sekali bila perlu harganya tinggi seperti harga emas,” ujar ibu tiga anak tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement