REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Industri Kendal (KIK) akan menjadi salah satu kawasan industri yang saling terintegrasi. Kawasan ini akan dipadukan dengan pembangunan perumahan, smart industrial zone, dan fashion city.
Direktur Kawasan Industri Kendal Hyanto Wihadhi mengatakan, sampai saat ini sudah ada 16 perusahaan yang telah masuk di KIK dengan total nilai investasi Rp 3,2 triliun. Total luas lahan yang terjual yakni sebesar 22 hektare dan diperkirakan akan menyerap tenaga kerja mencapai 3.000 orang.
"Investor tersebut berasal dari Indonesia, Singapura, Belanda, dan Jepang dengan berbagai sektor industri seperti furnitur, makanan, dan baja," ujar Hyando dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/8).
Perusahaan-perusahaan yang sudah investasi tersebut antara lain PT Tat Wai Industries, PT APP Timber, PT Praya, PT Ganda Sugih Arthaboga, dan Steel Fabricator Company. Sementara itu, target investor sektor lainnya, yakni industri elektronika, otomotif, dan kimia dasar.
Presiden Direktur KIK Ling Poon Lim menyampaikan, pengembangan KIK merupakan usaha patungan antara Graha Buana Cikarang, anak perusahaan PT Jababeka Tbk dengan perusahaan Singapura Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd, anak perusahaan Sembawang Development Ltd. Kawasan industri ini berlokasi di Kecamatan Kaliwungu dan Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dan memiliki total luas lahan sebesar 996,4 hektare. Di sekitar kawasan telah terintegrasi dengan pelabuhan kapal dan stasiun kereta api sehingga proses pengiriman dan penerimaan barang menjadi lebih cepat.
Selanjutnya, di kawasan ini juga akan didirikan fashion city yang terintegrasi dari hulu sampai hilir dengan luas lahan mencapai 100 hektare. Fashion City tersebut bakal dilengkapi dengan beberapa fasilitas, di antaranya pusat penyediaan bahan baku, perbelanjaan, pameran, serta penelitian dan pengembangan produk tekstil. Peresmian KIK rencananya akan dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo dan dihadiri Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada 25 Agustus 2016.