REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Nilai kapitalisasi pasar saham Indonesia diklaim lebih besar dari Malaysia, Thailand dan Filipina. Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan nilai kapitalisasi pasar saham lebih besar dari total aset perbankan.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, target BEI bukan meningkatnya indeks harga saham gabungan (IHSG), melainkan meningkatnya nilai kapitalisasi pasar. Ia menargetkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 6.162 triliun atau lebih besar dari aset perbankan.
“Kami berharap akhir tahun ini tercapai,” jelasnya kepada wartawan seusai pembukaan Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME) 2016 di Convention Hall Grand City, Surabaya, Kamis (18/8).
Tito menyebutkan, saat ini nilai kapitalisasi pasar terealisasi sebesar Rp 5.800 triliun-Rp 5.900 triliun. Jumlah ini terus meningkat dari semester pertama 2016 yang awalnya sebesar Rp 5.200 triliun meningkat lagi menjadi Rp 5.500 triliun. “Besar sekali peningkatannya,” ujarnya.
Peningkatan nilai kapitalisasi pasar dapat ditempuh melalui peningkatan diversifikasi produk investasi dan emiten yang berkualitas. Per Juli 2016, jumlah emiten yang terdaftar di BEI sebanyak 531 perusahaan. Sedangkan jumlah investor yang terdaftar sebanyak 490 ribu single investor identification (SID), ditambah 450 ribu unit reksadana.
Tito menambahkan, BEI menargetkan jumlah investor pasar modal mencapai 1 juta SID dan reksadana sampai akhir tahun 2016. “Namun, yang terpenting tidak hanya jumlah yang terdaftar, tapi yang aktif. Saat ini ada 140 ribu yang aktif, tahun ini kami berharap ada 200 ribu investor aktif,” imbuhnya.
Acara ISCME 2016 juga diharapkan dapat menggerakkan potensi berinvestasi dengan mengubah pola pikir masyarakat Indonesia dari budaya menabung menjadi budaya berinvestasi melalui pasar modal Indonesia.