Kamis 18 Aug 2016 09:23 WIB

Harga Minyak Mentah Kembali Naik Terpengaruh Data Stok AS

Red: Nur Aini
Harga Minyak Naik (Ilustrasi)
Foto: Mentalfluss Blogspot
Harga Minyak Naik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia naik untuk sesi kelima berturut-turut pada Rabu (17/8), setelah data resmi menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun pada pekan lalu.

Harga patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September meningkat 0,21 dolar AS menjadi menetap di 46,79 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 0,62 dolar AS menjadi ditutup pada 49,85 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya, Rabu, menyatakan persediaan minyak mentah AS turun 2,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 Agustus, mengejutkan para analis yang memperkirakan naik 522.000 barel. Stok bensin AS juga turun 2,7 juta barel, lebih besar dari ekspektasi untuk penurunan 1,6 juta barel, laporan EIA menunjukkan.

Namun, kenaikan harga itu agak dibatasi karena data juga menunjukkan peningkatan dalam produksi minyak mentah AS sebesar 152 ribu barel per hari, membalikkan penurunan kuat yang telah membantu menempatkan dukungan bagi harga minyak mentah dunia. Harga minyak AS telah meningkat lebih dari 12 persen selama lima sesi terakhir, karena meningkatnya spekulasi bahwa pembicaraan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada bulan depan bisa menghasilkan pembekuan produksi minyak mentah.

Harga minyak mentah telah meningkat sejak awal pekan menyusul komentar dari Arab Saudi dan Rusia bahwa Moskow bisa segera bergabung dengan kartel OPEC dalam membahas pembatasan produksi. Negara-negara produsen OPEC akan bertemu di Aljazair pada September karena kelebihan pasokan global terus menekan anggaran-anggaran para eksportir. Menteri Perminyakan Saudi Khalid al-Falih pekan lalu menyatakan bahwa diskusi dapat mencakup tindakan untuk menstabilkan harga yang lebih luas dilihat sebagai pernyataan bahwa OPEC bisa menghidupkan kembali pembicaraan tentang pemangkasan tingkat produksi yang tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement