Kamis 11 Aug 2016 13:05 WIB

BCA Dinobatkan Jadi Brand Paling Bernilai di Indonesia

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Jahja Setiaatmadja
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Jahja Setiaatmadja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali mempertahankan prestasinya sebagai brand paling bernilai di Indonesia versi Millward Brown pada ajang The BrandZTM Top 50 Most Valuable Indonesian Brands 2016. BCA kembali terpilih menduduki peringkat pertama di antara brand milik perusahaan publik di Indonesia.

Penghargaan ini diserahkan kepada Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Rabu (10/8). Jahja mengatakan, berbagai aktivitas pemasaran yang dijalankan secara intensif dan efektif telah berhasil mendukung pengembangan bisnis BCA pada tahun 2015 dan 2016 serta mendorong BCA menjadi top of mind di mata nasabah dan masyarakat.

"Kami bersyukur upaya ini menghantarkan BCA kembali memperoleh peringkat pertama dari 50 brand paling bernilai di Indonesia berdasarkan penilaian dari perusahaan konsultan riset Millward Brown dan Wira Pamungkas Pariwara," ujar Jahja.

Millward Brown mengumpulkan 50 brand dengan nilai brand tertinggi di Indonesia melalui ajang The BrandZTM Top 50 Most Valuable Indonesian Brands 2016. Pemilihan 50 perusahaan ini merupakan hasil riset yang dilakukan dengan mengkombinasikan nilai finansial yang diciptakan oleh sebuah brand dan kontribusi brand.

Berdasarkan hasil penilaian, di tahun 2016 nilai dari brand BCA mencapai 9,345 miliar dolar AS yang membawa BCA semakin mendekati Top 100 Most Valuable Brand in the World. Tahun lalu jarak nilai brand BCA ke Top 100 adalah 1,126 miliar dolar AS, sementara tahun ini berkurang menjadi 1,095 miliar dolar AS. Hasil riset juga menunjukkan bahwa BCA memiliki reputasi kuat dalam hal diferensiasi dan inovasi di sektor perbankan.

Nilai brand tertinggi tidak lepas dari kinerja positif yang berhasil diraih BCA. BCA berhasil mempertahankan posisinya yang solid pada tahun 2015 hingga semester I 2016. Menurut Jahja, pihaknya secara konsisten menerapkan kebijakan hati-hati yang diarahkan pada upaya mempertahankan kualitas kredit, menjaga permodalan yang kuat dan mengelola posisi likuiditas yang sehat.

"Dengan posisi keuangan yang kokoh, BCA mampu memberikan dukungan bagi para nasabah, sekaligus menangkap berbagai peluang usaha untuk menopang pertumbuhan berkelanjutan," ujar Jahja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement