REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengungkapkan penyebab kesenjangan pendapatan yang terjadi di Indonesia yakni akibat kurang diperhatikannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Dalam acara bertajuk All Business Framework Asia to The World di Gedung Smesco RumahKU Jakarta, Selasa (9/8), Puspayoga mengatakan kesenjangan pendapatan menyebabkan gini ratio atau tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat di Indonesia masih relatif tinggi.
"Gini ratio kita masih tinggi atau sekitar 0,4 padahal pertumbuhan ekonomi kita bagus bahkan nomor tiga di dunia setelah Cina dan India. Ini artinya ada sesuatu yang salah," katanya.
Menurut Puspayoga, kesalahan itu terletak pada belum diperhatikannya upaya pemberdayaan terhadap para pelaku UMKM di Tanah Air. "Selama ini UKM belum tersentuh upaya pemberdayaan dengan optimal," katanya.
Ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan ada artinya jika pemerataan pendapatan tidak terdistribusi dengan baik. Dengan kata lain bahwa kesejahteraan hanya dirasakan oleh segelintir kalangan saja.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong semua pihak untuk turut serta dalam upaya pemberdayaan dan pengembangan para pelaku UMKM di Tanah Air melalui berbagai cara. Pihaknya sendiri salah satunya mengembangkan skema kredit usaha rakyat (KUR) untuk para pelaku usaha mikro dengan suku bunga 9 persen per tahun.
"Saya juga yakin kalau empat hal ini yaitu infrastruktur, tourism, energi, dan maritim jalan maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat, jika UKM diperhatikan maka terjadi pemerataan kesejahteraan. Sebab tidak ada gunanya pertumbuhan meningkat tapi tidak ada pemerataan," katanya.