REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Misi dagang Indonesia ke kawasan Afrika Barat meraup total transaksi sebesar 4,6 juta dolar AS. Potensi besar di pasar nontradisional seperti Nigeria dan Ghana dinilai berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Delegasi Indonesia.
“Dari total transaksi tersebut, sebesar 2,4 juta dolar AS diraih di Nigeria, sementara sisanya diraih dari Ghana sebesar 2,2 juta dolar AS. Produk yang banyak dicari adalah produk farmasi/herbal dan produk kertas," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Ari Satria, di Jakarta, Jumat (5/8).
Misi dagang Indonesia merupakan hasil inisiasi Kementerian Perdagangan melalui Ditjen PEN dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos dengan Kedutaan Besar RI di Abuja. Misi tersebut memboyong tujuh perusahaan, yakni PT Phapros Tbk., PT Pajajaran Prima Boga, PT Sanfood Prima Makmur, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, PT PIM Parmaceuticals, PT Promosia Indonesia (Promosi Dagang Asia), dan PT Dua Kelinci.
Ari mengatakan, Nigeria dan Ghana merupakan negara-negara dengan perekonomian terbesar di Afrika Barat. Oleh karena itu, Indonesia harus lebih agresif lagi melihat peluang bisnis dengan negara pasar nontradisional seperti Afrika Barat.
Para delegasi menjalani Indonesia Business Forum, serta business to business meeting dengan pimpinan perwakilan perusahaan Indonesia di Nigeria dan Ghana, importir, media, dan perwakilan dari sektor perbankan dan swasta. Selain itu, delegasi juga mengunjungi pasar, retailer, distributor, dan pabrik perusahaan besar Indonesia.
Ari optimistis kegiatan misi dagang seperti ini akan memperkuat promosi produk Indonesia dan memberi peluang transaksi perdagangan melalui one-on-one business matching. Misi dagang juga dinilai akan banyak memberikan informasi kebijakan perdagangan di pasar tujuan, serta melihat kondisi pasar secara langsung.
"Misi dagang ini diharapkan dapat menjajaki peluang kerja sama bilateral yang lebih besar dengan Nigeria dan Ghana. Diharapkan produk Indonesia bisa lebih dikenal dan dapat menarik lebih luas pasar Nigeria dan Ghana, serta Afrika Barat pada umumnya," kata Ari.
Total perdagangan nonmigas Indonesia-Nigeria selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 2,41 persen. Pada 2015, total perdagangan nonmigas kedua negara mencapai 449,08 juta dolar AS dengan neraca perdagangan surplus 441,76 juta dolar AS. Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Nigeria pada 2015 tercatat sebesar 445,42 juta dolar AS.
Sementara, hubungan perdagangan nonmigas Indonesia-Ghana selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan dengan tren sebesar 2,19 persen. Nilai total perdagangan kedua negara pada 2015 mencapai 180,76 juta dolar AS, dengan surplus sebesar 136,01 juta dolar AS. Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Ghana pada 2015 sebesar 158,38 juta dolar AS.
Produk-produk ekspor Indonesia yang selama ini sudah memenuhi pasar Nigeria dan Ghana antara lain palm oil, kertas dan produk kertas, produk farmasi, sabun, produk hasil peternakan, minyak pelumas, bahan baku besi dan baja, daging, ikan, produk elektronik, plastik, kerajinan berbahan baku serat alam, kendaraan, serta kosmetik.