Kamis 21 Jul 2016 08:47 WIB

Inovasi Pelaku Industri Kreatif Didorong Bernilai Komersial

Red: Nur Aini
Peserta pameran industri kreatif menunjukan hasil kerajinannya dalam pameran produk ungulan di Kementerian Perindustrian.
Foto: Republika/Prayogi
Peserta pameran industri kreatif menunjukan hasil kerajinannya dalam pameran produk ungulan di Kementerian Perindustrian.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mendorong para pelaku industri kreatif untuk terus berinovasi seiring perkembangan tren dan teknologi terkini yang tidak hanya menciptakan ide atau penemuan baru, tetapi juga bisa dikomersialisasikan.

"Kondisi Indonesia yang heterogen dan kaya akan keragaman sosio-kultural memberikan sumber inspirasi bagi masyarakat kita untuk kreatif dan berinovasi," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar melalui siaran pers, Kamis (21/7).

Haris menyampaikan hal tersebut pada Peluncuran Program Innovating Jogja di Yogyakarta. Ia menyampaikan, dalam konteks bisnis atau industri, inovasi bernilai komersial merupakan kreasi, pengembangan dan implementasi suatu produk atau layanan baru dengan tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, ataupun keunggulan bersaing.

Menurut Haris, kondisi tersebut merupakan suatu potensi besar yang perlu dijaga dan dikembangkan dalam menumbuhkan industri berbasis inovasi, seperti sektor kerajinan, fesyen, alas kaki, animasi dan lainnya.

Oleh karena itu, program Innovating Jogja diharapkan mampu mempercepat berkembangnya para inovator dan wirausaha baru pada industri kreatif di Yogyakarta. "Kami berkomitmen untuk mewujudkan hal tersebut, namun dukungan dari seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan agar program Innovating Jogja dapat terus berjalan secara berkesinambungan," kata Haris.

Untuk dapat mengkomersialisaikan inovasi, kata Haris, diperlukan juga dukungan finansial. "Dalam program Innovating Jogja, kami memberikan apresiasi kepada Bank BNI yang telah berkenan memberikan dukungan," ujarnya.

Selain aspek finansial, aspek teknologi pun memberikan peranan penting dalam pengembangan produk.

"Seperti diketahui ada dua Balai di Yogyakarta yaitu Balai Besar Kerajinan Batik dan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang selalu siap melengkapi proses tumbuhnya wirausahawan baru melalui pendampingan untuk pengembangan produk dan peningkatan kualitas produk," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend mengatakan, program Innovating Jogja dapat dijadikan percontohan bagi daerah lainnya dalam meningkatkan perekonomian daerah melalui penumbuhan industri dan wirausaha baru. "Kompetisi ini memberikan peluang bagi para inovator di Yogyakarta untuk merealisasikan idenya terutama untuk sektor industri yang berbasis kreativitas, dengan harapan mereka dapat menghasilkan produk-produk yang berdaya saing tinggi serta menumbuhkan perekonomian daerah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Vincent menambahkan, program Innovating Jogja yang diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Perindustrian bersama Trade Cooperation Facility (TCF) Uni Eropa serta pihak-pihak lainnya ini akan mendorong berkembangnya inovasi bisnis yang potensial di daerah Yogyakarta dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement