Kamis 14 Jul 2016 15:40 WIB

Bulog Klaim Harga Pangan Jelang Lebaran Lalu Cenderung Turun

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Nur Aini
Direktur Utama PT Bulog Djarot Kusumayakti
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Direktur Utama PT Bulog Djarot Kusumayakti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, harga pangan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan belum ideal. Namun, ia katakan, telah terjadi sejumlah catatan baik, di mana tidak ada kenaikan dan justru mengalami penurunan.

"Kalau kita bicara harga Ramadhan, biasanya spek harga di 10 hari terakhir naik. Alhamdulillah sepuluh hari terakhir nggak ada spek naik dan cenderung turun," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (14/6).

Kendati begitu, ia menilai, hal tersebut belum sesuai dengan keinginan pemerintah. Djarot menambahkan, Presiden Jokowi juga berpesan kepada dia, agar kestabilan harga tidak hanya untuk bulan puasa, melainkan sepanjang waktu.

Ia pada awalnya mengaku khawatir dengan kondisi harga pada 10 hari terakhir jelang Lebaran, di mana pada biasanya kerap melonjak.  "Ini tentu akan ada kenaikan tapi Ahamdulillah kalau bicara beras stabil, daging dari Rp 130 ribu justru agak turun Rp 120 ribu, di lapangan ada yang Rp 110 ribu," ujarnya.

Begitu pun harga gula, yang pada awal puasa mencapai Rp 16 ribu, namun turun menjadi Rp 15 ribu pada 10 hari terakhir. "Belum ideal tapi paling tidak dari tren tidak ada kenaikan. Minyak, bawang putih, cabai, Alhamdulillah mereka flat. Kita doakan dan usahakan ini terus kita koordinasi," ungkapnya.

Bulog, kata dia, terus mencoba membangun pola dan sistem yang mampu membuat harga stabil sepanjang waktu. "Ujiannya tiga bulan lagi ada Idul adha, apakah pada saat itu harga bergerak ke atas atau stabil. Kemudian akhir tahun, ada Natal dan tahun baru. Di titik itu yang biasanya terjadi pergerakan. Kita berharap mulai stabil," katanya.

Mengenai, distribusi bahan pokok selama puasa dan Lebaran, ia katakan, relatif lancar dan tidak ada hambatan berarti. Untuk mencapai harga yang stabil dibutuhkan perencanaan yang tepat. Mengingat ada sejumlah barang yang bersifat musiman, barang yang sepanjang tahun, dan ada barang musiman yang dipakai sepanjang tahun, barang yang sortir, hingga barang yang kelebihan stok.

"Problem kekurangan kemarin, rancangan kurang begitu tajam dan cukup waktu. Kita mulai kemarin sudah diinstruksikan Pak Presiden untuk buat rancangannya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement