REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karena jatuh pada Juli, pengaruh mudik Lebaran baru akan terlihat terhadap perekonomian Indonesia pada kuartal tiga 2016.
Usai halal di halal di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menjelaskan, pengaruh mudik ke ekonomi terutama pada harga dan pendapatan daerah. Kenaikan harga ini juga lebih dulu terjadi di daerah sebelum Jakarta karena warga Jakarta banyak yang mudik.
Karena inflasi diukur setelah akhir bulan dan Idul Fitri tahun ini di awal Juli, selama inflasi di hari raya kemudian bisa turun lagi di akhir bulan, maka tidak akan berpengaruh. Sebab data yang akan muncul adalah data harga pada akhir bulan.
Kedua kalau mengenai belanja dan transfer penghasilan jalan saat Lebaran. Saat mudik masyarakat banyak yang memilih berkendaraan pribadi sehingga bisa berjalan-jalan dan berbelanja, bahkan memberi uang.
Hal itu akan membuat kegiatan ekonomi daerah meningkat. Walaupun harus diakui sekarang yang akan pembeliannya terdorong lebih banyak produksi industri di jaringan ritel, meski tetap ada pembelian produk daerah. ''Ini akan mendorong permintaan produk industri dan produk daerah sehingga ekonomi akan sedikit banyak terpengaruh. Tapi kalau ditanya seberapa besarnya saya tidak tahu,'' ungkap Darmin di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (12/7).
Hanya saja, Lebaran tahun ini berada di Juli, kuartal tiga 2016. Jadi walaupun data pertumbuhan kuartal dua terbit pada Agustus, angkanya tidak akan terpengaruh banyak karena belum mencatat pengaruh Lebaran. Pengaruh Lebaran terhadap pertumbuhan baru terlihat pada kuartal tiga 2016.