Ahad 10 Jul 2016 16:16 WIB

Indonesia Diminta Waspadai Dampak Jangka Panjang Brexit

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Brexit
Foto: Ap Photo
Brexit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pertemuan para menteri perdagangan negara-negara G20 di Cina akhir pekan ini, Menteri Perdagangan menyampaikan optimisme perbaikan ekonomi global. Selain faktor internal, pemulihan ekonomi AS juga jadi tumpuan.

Menanggapi ini, Ekonom Senior Kenta Institute Eric Alexander Sugandi menilai, optimisme Menteri Perdagangan mungkin didasarkan adanya ekspektasi perbaikan harga komoditas global, walau tidak besar, sehingga diharapkan bisa membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Eric mengakui memang ada efek pemulihan ekonomi AS pada kinerja ekspor nonmigas Indonesia. ''Tapi tahun ini pertumbuhan ekonomi AS agak stagnan sehingga tidak terlalu banyak mendongkrak ekspor Indonesia,'' melalui pesan aplikasi daring, Ahad (10/7).

Melihat proyeksi IMF dan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini lebih tinggi. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global 2016 sebesar 3,2 persen dan 2017 sebesar 3,5 persen. Tapi risiko dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) terhadap pertumbuhan ekonomi dunia dinilai harus diwaspadai.

Indonesia dinilai harus mewaspadai dampak tidak langsung dari Brexit terhadap fundamental ekonomi Uni Eropa (UE) dan Inggris, serta negara-negara yang menjadikan UE dan Inggris sebagai tujuan ekspor. ''Diwaspadai saja walau dampak langsung Brexit ke Indonesia tidak besar dan sementara kepanikan pasar keuangan sudah berakhir,'' ungkap Eric.

Bila ekonomi UE terganggu Brexit, pertumbuhan ekonomi Cina dan Jepang terganggu. Padahal Cina dan Jepang adalah dua negara tujuan ekspor utama Indonesia. Di sisi lain, nilai tukar rupiah secara fundamental dipengaruhi kinerja ekspor.

Menurut Eric, semester dua tahun ini pertumbuhan ekonomi global akan sedikit lebih baik dibanding semester satu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan sedikit lebih baik di semester dua tahun ini karena ada perbaikan harga komoditas global. ''Namun proyeksi kami, angka pertumbuhan ekonomi indonesia hanya di 5,0 persen sepanjang 2016 ini,'' ungkap Eric.

Menjelang pertemuan di Shanghai, Cina, pada Sabtu (9/7), Menteri Perdagangan RI menyampaikan optimisme akan membaiknya ekonomi dunia dalam waktu yang tak terlalu lama. Selain reformasi ekonomi Indonesia yang lebih efektif, siklus perekonomian AS yang makin baik dan kuat juga jadi tumpuan.

Meski sempat melambat, secara fundamental ekonomi AS masih kuat dan akan makin menguat sehingga AS bisa jadi lokomotif ekonomi dunia, termasuk menarik peningkatan ekspor Asia Tenggara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement