REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2016 sebesar 0,66 persen (mtm). Inflasi IHK pada periode bulan Ramadhan tahun ini cukup terkendali dan relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Ramadhan dalam empat tahun terakhir.
"Inflasi yang rendah tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah serta koordinasi yang kuat antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi bulan Ramadhan pada tahun ini," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, Jumat (1/7).
Inflasi terjadi di semua komponen dan terutama bersumber dari komponen bahan makanan dengan harga mudah bergejolak (volatile foods) dan komponen barang yang diatur pemerintah (administered prices). Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahun kalender atau year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,06 persen (ytd) dan 3,45 persen (yoy).
Inflasi komponen volatile foods (VF) tercatat sebesar 1,71 persen (mtm) atau 8,12 persen (yoy), lebih rendah dari rata-rata inflasi VF pada periode Ramadhan dalam empat tahun terakhir. Inflasi komponen ini terutama bersumber dari peningkatan harga komoditas daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, kentang, wortel, beras, dan daging sapi, seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadhan. Namun, inflasi VF tertahan dengan menurunnya harga komoditas lainnya, khususnya bawang merah.
Sementara itu, inflasi komponen administered prices (AP) tercatat sebesar 0,72 persen (mtm), atau secara tahunan mencatat deflasi sebesar 0,50 persen (yoy). "Inflasi komponen AP di bulan Juni ini terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara, tarif angkutan antarkota, serta penyesuaian tarif listrik akibat kenaikan harga minyak dunia,"kata Tirta.
Di sisi lain, inflasi inti tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 0,33 persen (mtm) atau 3,49 persen (yoy). Perkembangan inflasi inti tersebut sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, menguatnya nilai tukar rupiah, dan terkendalinya ekspektasi inflasi.
Ke depan, kataTirta, inflasi diperkirakan tetap terkendali dan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu empat persen plus minus satu persen (yoy). Ia menegaskan, koordinasi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus dilakukan, khususnya dalam mengendalikan tekanan inflasi menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Koordinasi pemerintah dan Bank Indonesia akan difokuskan pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi," ujarnya.