REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi (16/6) bergerak menguat sebesar 18 poin menjadi Rp 13.337 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.355 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mulai mengembalikan sentimen penguatannya terhadap dolar AS merespon lemahnya dolar AS pascarapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC)," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan bahwa bank sentral AS pada rapat FOMC yang disimpulkan dini hari tadi mempertahankan suku bunga The Fed di level 0,25 persen hingga 0,50 persen. Fokus pelaku pasar uang selanjutnya, ia mengatakan bahwa sentimen akan tertuju pada inflasi Amerika Serikat serta perkembangan isu Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Selain itu, kata dia, pelaku pasar uang di dalam negeri juga menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan disimpulkan pada Kamis ini. Pelonggaran moneter diperkirakan meningkat tetapi pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) masih akan menunggu waktu yang tepat.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS melanjutkan pelemahan setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah, dan mensinyalkan laju kenaikan di masa mendatang akan lebih lambat dibandingkan perkiraan sebelumnya. "Pertumbuhan pekerjaan AS bulan Mei yang lemah dari prediksi telah memupus harapan kenaikan suku bunga AS pada bulan Juni ini dan meredupkan prospek penguatan dolar AS," tuturnya.