Senin 13 Jun 2016 19:01 WIB

Menko Darmin Sebut Harga Solar akan Naik Setelah Subsidi Dipotong

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Nur Aini
Solar bersubsidi (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Solar bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah‎ akan memangkas anggaran subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dari sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 350. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemotongan subsidi solar dikarenakan persoalan anggaran pemerintah yang masih defisit. Dengan pemangkasan ini, jelas akan berdampak pada kenaikan harga solar di pasaran.

"Ya mau nggak mau harga (solar) nya pasti ikut naik‎," ujar Darmin di gedung DPR, Jakarta, Senin (13/6).

Menurut Darmin, adanya kenaikan harga solar bisa berdampak pada harga kebutuhan pokok karena sebagian besar pengiriman bahan makanan pokok maupun barang-barang lain, menggunakan kendaraan yang memakai BBM berjenis solar. Meski demikian, kenaikan inflasi yang diakibatkan adanya kenaikan harga solar diprediksi tidak akan menganggu target inflasi pemerintah sebesar empat persen.

"Targetnya masih sama. Kalau dihitung sekarang inflasi masih berada di bawah empat (persen) kan," papar Darmin.

Dia menjelaskan, untuk menutupi kenaikan harga solar, pemerintah telah memiliki 'bantalan' sosial yang telah dan akan diberikan kepada masyarakat, khususnya‎ masyarakat kurang mampu. Subsidi untuk masyarakat kurang mampu malahan terus diperbaiki sistemnya, dan prosesnya sedang dipelajari supaya lebih efektif dalam penyampaiannya kepada yang berhak.

"Ini termasuk subsidi pupuk. Tapi paling tidak, yang memungkinkan adalah subsidi raskin (beras miskin)," kata Darmin.

Mengenai progres untuk subsidi ini, Darmin memastikan pemerintah akan bekerja semaksimal mungkin untuk perbaikan ini. Namun yang paling penting, kata dia, adalah mengerjakan APBN perubahan, karena pemasukan saat ini kurang begitu bagus sehingga perlu banyak perubahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement