Senin 13 Jun 2016 14:37 WIB

Rizal: ALKI 2 Bisa Geser Posisi Selat Malaka Sebagai Jalur Perdagangan

Selat Malaka
Foto: .
Selat Malaka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli ingin alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) 2 yang melewati Selat Lombok, Kalimantan dan Sulawesi menggeser peran Selat Malaka yang menjadi jalur utama perdagangan dunia.

"Kami ingin ada pergeseran dari Selat Malaka ke ALKI 2 karena jalur perdagangan dunia itu sudah semakin padat, risiko tabrakannya juga tinggi karena jalurnya dangkal dan sempit," katanya dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/6).

Rizal menjelaskan, saat ini mayoritas kapal perdagangan mulai dari tanker, kontainer dan kapal LNG melewati jalur Malaka. Padahal, menurut dia, di beberapa lokasi, Selat Malaka itu sempit, dangkal dan semakin padat. 

Ia bahkan memperkirakan dalam 10-20 tahun ke depan kondisi Selat Malaka sudah tidak memungkinkan untuk mendukung jalur perdagangan dunia. "Jadi risiko terhadap kemungkinan tabrakan, atau adanya 'oil spill' (tumpahan minyak) cukup besar. Karena itu pemerintah Indonesia mendorong agar ALKI 2 ini bisa lebih banyak digunakan kapal-kapal besar," katanya.

Rute ALKI 2 yang melewati Selat Lombok ke arah utara menuju Selat Makassar kemudian lanjut ke utara mengarah ke Bitung dan lanjut ke Filipina diyakininya akan menjadi alternatif yang paling memungkinkan bagi kapal-kapal perdagangan dunia.

"Selat Lombok ini laut dalam, lebih lebar dan aman sehingga risiko terhadap perdagangan dunia dan lingkungan hidupnya juga lebih kecil," ujarnya.

Mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu mengatakan meski jalur ALKI 2 sudah mulai banyak digunakan oleh kapal berukuran besar, pihaknya ingin agar lebih banyak lagi kapal yang melewati jalur tersebut.

Ia menambahkan ALKI 2 sebagai alternatif Selat Malaka harus bisa segera diimplementasikan karena akan dapat memberikan manfaat bagi Indonesia. Hal itu berbeda dengan apa yang terjadi saat ini di mana Singapura menjadi pengambil keuntungan tunggal dalam jalur Selat Malaka.

"Kalau itu terjadi, Indonesia timur akan sangat diuntungkan secara ekonomi. Pasalnya akan banyak fasilitas pemeliharaan, pelayanan, suplai mulai dari air minum dan makanan yang akan berkembang di Indonesia timur," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement