REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut ada anomali pada pergerakan harga kebutuhan pokok seperti minyak goreng dan daging ayam. Menurutnya, Indonesia memiliki stok minyak goreng dan daging ayam berlebih.
Untuk minyak goreng, Amran menjelaskan, Indonesia memiliki stok 1,6 juta ton. Sementara kebutuhan nasional hanya 400 ribu ton. Adapun daging ayam, Indonesia bahkan memasok kebutuhan untuk Myanmar. Namun, harga di dalam negeri justru naik.
"Jadi ini ada anomali. Mengapa ini bisa terjadi? Padahal kita produsen minyak goreng terbesar di dunia. Ayam juga stok kita dua kali lipat," ujar Mentan, usai dipanggil Presiden Jokowi di Istana Jakarta, Senin (6/6).
Dia menyebut, harga yang melambung di saat pasokan berlebih kerap kali dipicu oleh permainan di tingkat distributor. Sebab, dari produsen atau peternak tak ada kenaikan harga.
Untuk mengatasinya, Mentan menyatakan operasi pasar akan terus dilakukan untuk menormalkan harga. Selain itu, pemerintah juga akan memotong mata rantai pasokan kebutuhan pokok dari delapan titik menjadi empat titik saja.
"Seperti minyak goreng ini, dari pabrikan kita langsung masuk kerja sama dengan koperasi-koperasi," kata dia.
Berbicara terpisah, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyebut bahwa dari hasil penyelidikan Polri tidak ditemukan adanya kenaikan harga dari perusahaan penggemukan sapi atau feedloter ke rumah jagal hewan. Namun, dari rumah jagal ke pasar ada beberapa komponen kenaikan harga.
"Ini yang harus dketahui titik-titiknya supaya kita bisa tahu di mana sebetulnya yang terbesar kenaikan harga itu," ujar Badrodin.
Baca juga: Menteri Perdagangan Sebut Penyebab Harga Daging Mahal tak Masuk Akal