REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan investasi di Banten terus melesat.Kondusifitas investasi juga semakin bagus, ini dibuktikan dengan banyaknya investor berniat menanamkan modalnya di Banten.
Bahkan, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berada di peringkat ke-4 secara nasional setelah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dengan nilai investasi mencapai Rp 4,2 triliun dan 90 proyek.
“Banten adalah daerah yang potensial untuk investasi. Ada 12 proyek nasional yang sedang kami kerjakan, salah satunya bidang infrastruktur sebagai faktor penting bagi kegaitan investasi,” kata Gubernur Banten, Rano Karno dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin (6/6).
Salah satu negara yang ‘jatuh hati’ dan memilih Banten sebagai tujuan investasi adalah Australia.
Perusahaan Australia National Port Coorporation Limited (NPCL) memiliki minat yang besar untuk bekerjasama dengan Pelindo II mengelola Pelabuhan Bojonegara.
NPCL merupakan perusahaan swasta asal Australia yang bergerak dalam bidang usaha operator pelabuhan agrikultural, aquakultur, pertambangan dan energi khususnya batubara di Australia Barat.
Rano Karno pun secara langsung sudah meminta dukungan kepada Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN agar proyek Bojonegara terus didorong oleh pemerintah pusat.
“Pemerintah Provinsi Banten sangat mendukung rencana investasi NPCL di Bojonegara tersebut,” katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Teradu (BKPMPT) Provinsi Banten Babar Suharso mengatakan, tingginya minat investasi di Banten dibuktikan dari kecenderungan naiknya nilai investasi di Banten, terutama pada PMA.
Kerjasama investasi dengan perusahaan asal Australia NPCL diharapkan akan memicu pertumbuhan investasi di Banten.
“Kita akan melakukan meeting dengan investor dari Asutralia NPCL, termasuk menentukan nilai investasi yang akan ditanam. Saya kira investor lain juga sudah mulai minat investasi di Banten. Target investasi Banten di tahun 2016 mencapai Rp. 50 triliun, kita sangat terbuka bagi PMA, apalagi prospek PMA sangat bagus,” katanya.