REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada inflasi pada bulan Mei sebesar 0,24 persen. Meski terdapat sejumlah bahan pangan yang mengalami inflasi, namun terdapat bahan pangan lain yang mengalami deflasi.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, selain penyumbang inflasi, bahan pangan juga ada yang menyebabkan deflasi. Tiga bahan pangan yang memberikan dampak deflasi adalah cabai, beras, tomat dan sayur.
Untuk cabai, Suryamin mengatakan bahwa masa panen cabai sedang tinggi. Hal ini membuat nilai cabai turun sebesar 10,4 persen. Penurunan harga cabai juga terjadi di 55 kota IHK, dan teringgi di Bungo sebesar 45 persen dan di Denpasar 41 persen. "Ini biasanya cabai bikin ulah, skarang dia harganya sedang bagus," papar Suryamin dalam jumpa pers, Rabu (1/6).
Harga beras juga saat ini masih memberikan deflasi sebab masa panen beras yang masih berlangsung hingga akhir mei. Perubahan harga terjadi di 38 IHK dan tertinggi terjadi di Bukittinggi sebesar 12 persen.
Kemudian tomat dan sayur juga mengalami penurunan 8,23 persen. Ini karena tomat dan sayur saat ini masih memiliki stok yang cukup sehingg ada penurunan di 63 IHK dan tertinggi di Denpasar.
Selain tiga komoditas pangan ini, listrik juga memberikan dampak deflasi sebesar 0,35 persen. Andil listrik dari inflasi bulan ini minus 0,01 persen.
"Ini karena penurunan tarif listrik pasca bayar untuk daya 1.300 Kva. Ini menurun di 80 kota IHK, dua IHK yang tidak turun karena listrik mereka dikelola oleh Pemda (pemerintah daerah)," ungkap Suryamin.
Bahan bakar minyak (BBM) juga memberikan dampak deflasi karena ada penurunan harga 0,23 persen. Deflasi ini dikarenakan penurunan harga Pertamax yang mengikuti penurunan harga minyak dunia. Penurunan ini terjadi di 77 IHK.