REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (25/5) bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp 13.653 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.638 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa data penjualan rumah baru Amerika Serikat pada April yang tercatat membaik mendorong kurs dolar AS kembali mengalami apresiasi terhadap mayoritas nilai tukar utama dunia, termasuk rupiah. "Dolar AS kembali mendapatkan momentum penguatannya pasca rilis data penjualan rumah baru AS periode April yang membaik, naik ke 619 ribu dari 511 ribu ribu," kata Rangga di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa kenaikan dolar AS juga seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun naik. Kondisi itu cukup menarik minat investor untuk masuk ke AS. "Dengan dolar AS yang kembali menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, rupiah berpeluang menjaga tekanan depresiasinya," katanya.
Kendati demikian, penetapan peringkat layak investasi oleh Fitch Ratings dapat memberikan sentimen positif sehingga menahan tekanan rupiah lebih dalam terhadap dolar AS. Di sisi lain. investor juga sedang menanti pengumuman peringkat oleh Standard & Poor's (S&P) dalam waktu dekat.
Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa pelemahan nilai tukar domestik relatif mulai terbatas seiring dengan respon pelaku pasar uang terhadap rilis Bank Indonesia terkait aliran dana asing yang meningkat mencapai 5 miliar dolar AS (year to date). Nilai itu meningkat dari catatan BI pada kuartal I 2016 yang mencapai 4,9 miliar dolar AS.
Di sisi lain, kata Reza Priyambada, rencana pemerintah yang akan memantau pelaksanaan Paket Kebijakan Ekonomi dengan membentuk satuan tugas serta pengumuman Fitch Rating yang mengafirmasi Indonesia di level investment grade akan menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah sehingga fluktuasinya terjaga.
Baca juga: Dolar AS Menguat Didukung Perbaikan Ekonomi