Senin 23 May 2016 13:49 WIB

BEI Sebut 7 Perusahaan Tengah Proses IPO

Red: Nur Aini
Pekerja melintas di monitor perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek  Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (25/4).  (Republika/ Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melintas di monitor perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (25/4). (Republika/ Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan proses pengajuan tujuh perusahaan untuk melepas sebagian sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO) pada kuartal kedua tahun ini dapat berjalan lancar sehingga dapat meningkatkan likuiditas pasar modal domestik.

"Dalam pipeline ada sekitar tujuh perusahaan sedang proses IPO, sementara yang sudah resmi tercatat sahamnya di BEI sebanyak empat perusahaan. Jadi, kalau prosesnya lancar pada semester pertama tahun ini ada 11 perusahaan IPO," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Senin (23/5).

Pada 2016 ini, kata dia, dengan ekonomi domestik yang mulai masuk dalam tren pertumbuhan setelah melambat pada tahun sebelumnya akan mendorong perusahaan mencari alternatif pembiayaan dalam melakukan ekspansi, salah satunya melalui pasar modal. "Selain perbankan, pasar modal dapat dijadikan alternatif untuk meraih pembiayaan," katanya.

Ia mengatakan bahwa dalam melaksanakan IPO, perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi seluas-luasnya mengenai rencana penggunaan dana hasil IPO, dengan begitu investor akan tertarik menyerap saham yang ditawarkan. "Pelaksanaan IPO prosesnya panjang. Bagi perusahaan-perusahaan yang berniat masuk pasar modal harus ada alasan yang menyebabkan IPO, apakah untuk restructuring permodalan atau yang lainnya," ujarnya.

Sejak awal tahun 2016 ini baru terdapat empat emiten yang resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia yakni PT Mitra Pemuda Tbk, PT Mahaka Radio Integra Tbk, PT Bank Artos Indonesia Tbk, dan PT Bank Ganesha Tbk.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa di dunia usaha, perusahaan yang tercatat di BEI dipandang lebih profesional, transparan, dan akuntabel. Selain itu, perusahaan publik memiliki akses yang lebih kuat terhadap sumber-sumber pendanaan dan pasar, serta lebih dikenal oleh masyarakat. "Bagi perekonomian nasional, perusahaan publik juga menciptakan stimulus yang positif, khususnya bagi dunia pasar modal Indonesia," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement