Selasa 10 May 2016 14:12 WIB

35 Bank dan Lembaga Direkomendasikan Jadi Penyalur KUR

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Ilustrasi suasana kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BNI.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ilustrasi suasana kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BNI.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebanyak 35 bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) telah direkomendasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi penyalur KUR.

Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM Braman Setyo menjelaskan, sebanyak 35 bank dan LKBB itu akan mengikuti beberapa tahapan untuk menjadi penyalur KUR. "Tahapan tersebut diantaranya, mendapat rekomendasi OJK, membangun SIKP dengan Kemenkeu, membangun sistem informasi dengan perusahaan penjamin, dan perjanjian kerja sama pembiayaan dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM", kata Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM Braman Setyo‎, pada acara penandatanganan perjanjian kerjasama pembiayaan antara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan bank penyalur KUR, di Jakarta, Selasa (10/5).

Menurut Braman, dari 35 bank dan LKBB tersebut, sebanyak 15 bank telah membangun‎ online system dengan SIKP dan mendapat rekomendasi dari Kementerian Keuangan untuk menjadi bank penyalur KUR. Sisanya, sebanyak 20 bank dan LKBB sedang dalam proses membangun online system dengan SIKP yang terdapat di Kementerian Keuangan.

"Penandatanganan perjanjian kerja sama ini sebagai titik awal bagi bank penyalur untuk menyalurkan KUR. Dengan bertambahnya bank penyalur, diharapkan akan mempercepat realisasi penyaluran KUR tahun ini," kata Braman.

Berdasarkan data, per 7 Mei 2016 tercatat realisasi penyaluran KUR tahun 2016 sebesar Rp 39,12 triliun kepada 1.640.524 debitur. Rinciannya, BRI sebesar Rp 29.061,7 miliar kepada 1.504.367 debitur, Bank Mandiri Rp 5.916,5 miliar kepada 119.005 debitur, Bank BNI Rp 4.122,6 miliar kepada 16.302 debitur, Bank Sinarmas Rp 9,7 miliar kepada 592 debitur, Bank NTT Rp 11,9 miliar kepada 252 debitur, serta Bank Kalbar Rp 0,8 miliar kepada enam debitur.

‎Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menambahkan, sejak digulirkan pertama pada 2007, KUR sudah berkembang secara pesat. Dari sisi anggaran, bila pada 2007 hanya tersedia Rp 27 triliun, kini sudah tersedia mencapai Rp 100-120 triliun.

"Tingkat suku bunga juga terus bergeser hingga masuk ke single digit, yaitu sembilan persen. Bahkan, rencananya, tahun depan akan turun lagi menjadi tujuh persen", kata Agus.

Tak hanya itu, kata Agus, eksistensi KUR juga melibatkan multi sektor dan multi dimensi, melibatkan partisipasi masyarakat dari level Presiden hingga pelaku usaha mikro dan kecil. Bank penyalur KUR pun tak hanya bank milik pemerintah (BUMN) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) saja. Kini, bank swasta pun sudah mulai turut menjadi penyalur KUR. Begitu juga koperasi yang tengah digodok untuk menjadi penyalur KUR.

"Sektor KUR juga sudah berkembang ke sektor lain. Sekarang sudah ada KUR khusus TKI dan UKM yang berorientasi ekspor," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement