Jumat 06 May 2016 12:12 WIB

Kadin Indonesia Siap Luncurkan Inovasi Pembiayaan untuk Petani

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani rumpul laut di Lembongan, Bali. (Republika/Edi Yusuf).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Petani rumpul laut di Lembongan, Bali. (Republika/Edi Yusuf).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia siap meluncurkan inovasi pembiayaan bagi petani dalam upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan. Program pembiayaan ini merupakan gabungan kerja sama antara Kadin Indonesia, OJK, dan berada di bawah naungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, program inovasi pembiayaan ini disebut sebagai KUR Plus. Sebab, dalam program tersebut diberikan jaminan biaya hidup dan asuransi selama masa tanam sehingga kepastian di tingkat petani menjadi lebih baik serta terjadi peningkatan produktivitas. Rosan menambahkan, Kadin Indonesia sudah melakukan uji coba program ini ke petani kelapa sawit dengan hasil yang positif.

"Sebetulnya program ini ditujukan untuk pertanian dan perkebunan, tapi bisa juga diimplementasikan untuk peternakan serta perikanan," ujar Rosan di Jakarta, Jumat (6/5).

Rosan menjelaskan, sebagai tahap awal program ini akan fokus diimplementasikan untuk komoditas kelapa sawit, kopi, dan jagung. Menurutnya, program ini menyasar ke petani swadaya dengan mekanisme pembiayaan seperti biasa namun ada tambahan biaya hidup dan asuransi. Rosan berharap, dalam tiga tahun ke depan terdapat satu juta petani yang ikut program pembiayaan tersebut.

Sementara itu, Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia Bidang Perkebunan Rudyan Kopot mengatakan, selama beberapa tahun terakhir sudah banyak skema pembiayaan di sektor pertanian namun masih ada beberapa yang belum berhasil. Menurutnya, inovasi pembiayaan ini memberikan kepastian bagi petani karena ada asuransi yang menanggung ketika terjadi kegagalan panen.

"Selama masa peremajaan kelapa sawit, petani belum tentu bisa mendapatkan penghasilan yang baik karena ini tanaman semusim sehingga perlu ada biaya hidup selama periode itu," kata Rudy.

Menurut Rudy, dengan tambahan asuransi dan biaya hidup diharapkan dapat memicu petani untuk melakukan peremajaan dan meningkatkan produktivitas. Rudy mengatakan, besaran KUR Plus ini akan dihitung sesuai dengan wilayah dan komditasnya. Namun Rudy memastikan, besarnya KUR Plus ini tidak akan berbeda jauh dengan KUR yang disalurkan oleh pemerintah yakni 9 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement