Kamis 05 May 2016 13:30 WIB

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 286 Miliar

Rep: c37/ Red: Nidia Zuraya
 Pekerja melintas berlatar belakang penyaluran kredit Adira Finance.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja melintas berlatar belakang penyaluran kredit Adira Finance.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adira Finance mencatat laba bersih Perusahaan hingga Kuartal I 2016 adalah sebesar Rp 286 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 76 miliar.

Direktur Utama Adira Finance, Willy Suwandi Dharma menjelaskan, pada tiga bulan pertama tahun 2016 ini, kinerja penjualan kendaraan bermotor masih menunjukkan kontraksi. Penjualan nasional wholesale untuk sepeda motor baru tercatat sejumlah 1,5 juta unit untuk tiga bulan pertama ini, turun 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 1,6 juta unit.

Sementara penjualan nasional wholesale mobil baru pun turun 5 persen menjadi 267 ribu unit pada Kuartal I-2016 bila dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, yang mencatatkan penjualan 282 ribu unit.

"Kami masih berupaya untuk berhati-hati dalam kegiatan penyaluran pembiayaan agar dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kualitas aset. Hingga bulan Maret 2016, penyaluran pembiayaan baru kami tercatat sejumlah Rp 7,0 triliun, relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) tercatat sebesar Rp 45,0 triliun," kata Willy Suwandi Dharma, Rabu (4/5).

Lebih lanjut, laba bersih Perusahaan hingga Kuartal I 2016 adalah sebesar Rp 286 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 76 miliar. Secara umum, kenaikan laba bersih terjadi karena perusahaan berhasil membukukan kenaikan pada total pendapatan sebesar 5 persen atau setara dengan Rp 2,0 triliun.

Selain itu, Adira Finance juga berhasil menurunkan total beban sebesar 10 persen, setara dengan Rp 1,6 triliun. Penurunan beban tercapai dengan berbagai inisiatif yang dilakukan perusahaan di tengah kondisi perekonomian yang tidak mudah. Perusahaan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga terjadi penghematan pada beban operasional. 

Perusahaan pun tetap mendiversifikasi sumber pendanaan untuk memperoleh biaya pendanaan (cost of funds) yang paling optimal. "Kami cukup puas atas pertumbuhan tingkat profitabilitas Perusahaan pada Kuartal I 2016, dan kami akan terus berupaya untuk mengoptimalkan perolehan ini guna mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Willy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement