REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adira Dinamika Multifinance Tbk atau Adira Finance membukukan laba bersih sebesar Rp 1 triliun atau tumbuh 52 persen year on year (yoy).
Direktur Utama Adira Finance, Willy Suwandi Dharma menjelaskan, melihat kondisi selama 2016 yang memang penuh dengan tantangan, pihaknya memilih untuk menjaga pertumbuhan yang berhati-hati pada tahun ini.
"Untuk menjaga margin agar tidak tertekan lebih jauh lagi, kami cenderung memfokuskan penyaluran kami pada portofolio dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi sambil menjaga kualitas aset yang sehat," ujar Willy dalam media update kinerja Adira Finance, Kamis (2/3).
Adapun hasilnya yakni penyaluran pembiayaan baru yang menjadi Rp 30,9 triliun, naik sekitar Rp 400 miliar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 30,5 triliun, yang berasal dari 1,7 juta kontrak baru. Piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) adalah sejumlah Rp 44,4 triliun hingga akhir 2016. "Kami dapat mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang memuaskan dari sebelumnya Rp 665 miliar pada 2015 menjadi Rp 1 triliun pada 2016 lalu," kata Willy.
Meskipun nilai penyaluran pembiayaan naik tipis sekitar 1 persen yoy menjadi Rp 30,9 triliun, perusahaan dapat menyasar pada produk pembiayaan yang tepat, sehingga pendapatan bunga dapat terjaga. Menurutnya, terdapat penghematan pada biaya pendanaan sebesar 12 persen melalui diversifikasi sumber pendanaan, yang membawa beban bunga turun dari Rp 5,2 triliun pada 2015 menjadi Rp 4,6 triliun pada 2016.
Dengan mekanisme pemantauan dan pengelolaan risiko yang menyeluruh dan prudent, kata Willy, biaya kredit turun 9 persen menjadi Rp 1,4 triliun. "Kesemua ini membawa pada laba bersih Rp 1 triliun, naik 52 persen dari tahun sebelumnya (yoy)," ujar Willy.
Sepanjang tahun 2016, sepeda motor memberikan kontribusi sebesar 56 persen dari total pembiayaan baru, mendekati Rp 17,2 triliun. Selanjutnya diikuti oleh pembiayaan mobil sebesar 42 persen atau setara dengan Rp 13 triliun, dan sisanya adalah pembiayaan untuk barang rumah tangga (durables) sebesar Rp 705 miliar.
Secara pangsa pasar, jumlah unit sepeda motor baru dan mobil baru yang dibiayai perusahaan terhadap penjualan industri domestik masing-masing terjaga pada level 12,3 persen dan 4,5 persen. Pada tahun ini, perusahaan menargetkan penyaluran pembiayaan tumbuh sebesar 5-10 persen, yang akan dievaluasi sesuai dengan kondisi pasar.