Selasa 03 May 2016 18:42 WIB

BPDP Sawit Teken Kontrak 1,5 Juta Kiloliter Biodiesel

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Biodiesel (ilustrasi)
Foto: olipresses.net
Biodiesel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit menandatangai kerja sama dengan 15 perusahaan untuk memasok 1,53 juta kilo liter (KL) bahan bakar nabati atau biodiesel. Langkah ini menyusul target pemerintah untuk mewujudkan pemanfaatan 20 persen bahan bakar nabati untuk bahan bakar minyak jenis diesel.

Direktur Utama BPDP Bayu Khrisnamurthi menjelaskan, kontrak kali ini mencakup pasokan biodiesel periode Mei sampai Oktober tahun ini. Sektor yang mendapatkan pendanaan mencakup sektor jenis BBM tertentu (PSO) dan pembangkit listrik PLN. Ia menyebutkan, jumlah perusahan swasta yang terlibat dalam kontrak kerja sama tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 11 perusahaan menjadi 15 perusahaan tahun ini. Sedangkan kapasitas produksi biofuel untuk 12 bulan telah mencapai 9,1 juta KL.

"Saya minta perusahaan jangan ditambah dulu kapasitasnya karena selisih harga sawit terlalu lebar. 750 dolar AS per ton tentu sebagai produsen senang tapi dengan crude oil 40 dolar AS maka gap harga akan terlalu besar dan kalau tak ada dana sawit program ini akan sulit jalan," kata Bayu, Selasa (3/5).

Kerja sama penyediaan BBM jenis Biodiesel antara BPDPKS dengan Badan Usaha BBN mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit berserta perubahannya pada Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, serta Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 29 Tahun 2015 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Biodiesel dalam rangka pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Bayu menambahkan, selain kapasitas produksi yang sudah ada saat ini, pemerintah juga berniat untuk membangun pabrik baru dengan tambahan kapasitas sebesar 1,1 juta KL yang saat ini masih dalam proses perizinan. Volume ini, kata dia, cukup untuk mendukung pelaksanaan mandatori Biodiesel 30 persen (B30) yang ditargetkan akan dimulai pada 2020.

Realisasi penyaluran Biodiesel yang di-support oleh Dana Sawit sepanjang periode Januari sampai dengan April 2016 mencapai 748 ribu KL dengan total kebutuhan dana sebesar Rp 2,7 triliun. Berdasarkan realisasi yang telah berjalan dan alokasi volume hasil penunjukan langsung, maka penyaluran biodiesel 2016 melalui dukungan Dana Sawit diproyeksikan mencapai 2,7 juta KL.

Bayu juga mengungkapkan, disandingkan dengan penerimaan dari pungutan ekspor sawit dan produk turunannya, maka pendanaan B20 tahun 2016 dipastikan cukup. Namun demikian, katanya, proses pendanaan ini harus mulai dikaji keberlanjutannya mengingat kondisi harga saat ini yang menunjukkan tren yang terus meningkat untuk CPO, namun di sisi lain tren harga minyak dunia relatif masih rendah.

"Akibatnya disparitas harga antara solar dengan Biodiesel semakin meningkat, bahkan memasuki periode April ini, disparitas tersebut meningkat 2 kali lipat dibandingkan Agustus tahun lalu saat kebijakan ini diimplementastkan pertama kali," kata Bayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement