REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan aturan B20 diklaim semakin membaik meskipun pada September mengalami banyak ketidakpastian dari berbagai pihak. Penerapan B20 pun berdampak pada perekonomian negara.
"Setiap minggu dilakukan evaluasi oleh Kemenko sehingga semakin ke sini semakin baiklah," ujar Direktur Corporate Affairs Asian Agri M Fadhil Hasan saat ditemui di Gedung PIA Kementerian Pertanian, Rabu (17/10).
Penerapan aturan B20 diakui Fadhil berdampak besar pada perekonomian negara. Penghematan dengan penggunaan B20 bisa mencapai Rp 2,3 miliar dolar AS. Angka tersebut belum tercapai pada saat ini namun ia optimistis bisa didapat sampai akhir tahun ini.
"Kalau misalnya kita lihat impor BBM September ini agak menurun juga, ini salah satunya karena penggunaan B20 itu. Ada pengaruhnya," ujar dia.
Secara keseluruhan, ia melanjutkan, penerapan B20 akan turut meningkatkan penyerapan Crude Palm Oil (CPO) di dalam negeri. Dalam satu tahun misalnya, diperkirakan dapat menyerap sekitar tujuh juta ton CPO. Untuk Asian Agri sendiri kapasitas biodiesel yang dimiliki sekitar satu juta ton.
"Itulah memang salah satu yang jadi masalah itu, waktu kontraknya 14 hari. Antara yang kontrak Pertamina sampai pengiriman," ujar dia.
Penyiapan kapal harus segera dilakukan. Tetapi mencari kapal tidaklah mudah, lokasi yang jauh juga menyulitkan dalam pengiriman tersebut, apalagi volume yang dikirim masih sedikit. Sehingga diperlukan koordinasi antara produsen Fatty Acid Methyl Eter (FAME ) untuk berkolaborasi, sehingga menyerahkan ke tempat-tempat terpencil secara bersamaan.
"Kalau enggak bersamaan, kan enggak efisien.," kata dia.