REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kementerian Pertanian segera menyiapkan pulau karantina untuk mencegah penyebaran penyakit sekaligus menjamin hasil produksi daging olahan.
"Kemudian membangun pulau karantina, artinya apa? Pulau karantina ini untuk mencegah penyakit-penyakit yang masuk, karena sudah disterilkan dan dijamin oleh pemerintah," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di sela-sela diskusi tentang Kebijakan Pengembangan Ternak Sapi di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, Kementan menyiapkan pulau karantina yang didalamnya sudah lengkap mulai dari pemeriksaan hingga pabrik yang mengolah daging sapi.
Sebagai gambaran, di pulau karantina itu nanti dibuat industri yang mengolah daging sapi untuk menjadi bakso yang dibutuhkan oleh sekitar tiga juta penjual bakso di Indonesia.
Bakso itu, lanjut dia, sudah tidak diragukan lagi ada campuran daging tikus atau daging macam-macam lainnya, karena sudah dijamin oleh pemerintah.
Sementara untuk meningkatkan produksi sapi di Indonesia, Amran mengatakan, pihaknya menggiatkan program inseminasi buatan (IB) pada 3,8 juta eko sapi akseptor.
"Sapi ini dibagika ke peternak secara cuma-cuma. Selin itu, juga mengembangkan 50 Sentra Peternakan Rakyat (SPR)," katanya.
Langkah lainnya, adalah memutus mata rantai pasokan sapi dari daerah sentra produksi ke pasaran seperti yang telah dilakukan di Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Jakarta.
Saat ini, lanjut dia, akibat pemutusan rantai pasokan itu distribusi sapi sudah lancar, sehingga harga daging sapi di Jakarta sudah bisa ditebus Rp85 ribu per kilogram dari harga sebelumnya yang mencapai diatas Rp100 ribu per kg.
"Pengiriman sapi dari NTT ke Jakarta dulu bisa mencapai dua bulan, kini tinggal empat hari sapi NTT sudah bisa tiba di Jakarta," ujarnya.