REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berniat untuk menawarkan lelang baru atas 11 migas konvensional dan tiga blok migas non konvensional. Totalnya, ada 14 blok migas yang akan dilelang pada Mei mendatang bertepatan dengan gelaran Konvensi dan pameran Asosiasi Perminyakan Indonesia (IPA).
Direktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, penawaran wilayah kerja (WK) migas ini sebetulnya dibarengi dengan penundaan sejumlah proyek gas metana batubara atau coal bed methane (CBM). Alasannya, lanjutnya, harga minyak dunia yang rendah.
"Sebagian besar (kontraktor) punya blok CBM. Ini kan perusahaan minyak. Mereka dapat revenue dari harga minyak dan harga gas untuk melakukan eksplorasi. Karena revenue turun jadi ini di-hold," kata Wiratmaja, Rabu (20/4).
Semantara itu, Board of Director IPA, Sammy Hamzah menilai rencana pelelangan 14 WK migas pada bulan depan bisa saja disikapi dingin oleh kontraktor. Ia mengatakan, tekanan harga minyak dunia yang rendah telah membuat margin pelaku usaha anjlok. Akibatnya, kontraktor juga akan berpikir dua kali untuk ikut lelang.
"Ada risiko untuk tawarkan WK migas baru. Terus terang secara umum khususnya perusahaan multinasional sedang kurangi capex (belanja modal)," kata Sammy.
Ia menilai partisipasi lelang WK nantinya akan kecil. Padahal lelang kali ini adalah tahap pertama di 2016.
"Sehingga sangat kecil yang mengambil risiko untuk mengikuti lelang WK Migas tahap pertama ini," tutur Sammy.