Kamis 14 Apr 2016 10:58 WIB

Kurs Rupiah Melemah ke Level Rp 13.230 per Dolar AS

Red: Nur Aini
 Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta, Selasa (15/12).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta, Selasa (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi (14/4) bergerak melemah sebesar 135 poin menjadi Rp 13.230 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.095 per dolar AS.

"Dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah setelah laporan dari berbagai wilayah bank sentral AS (Beige Book) yang dipublikasikan menunjukan upah tumbuh di hampir seluruh negara bagian Amerika Serikat," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan bahwa penguatan dolar AS juga seiring dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia yang bergerak menurun, kondisi itu membuat sebagian pelaku pasar uang menahan transaksinya ke aset mata uang berisiko. Pelemahan harga minyak itu, kata dia, seiring dengan anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memangkas proyeksi permintaan dan Arab Saudi yang membantah akan membatasi produksinya.

Harga minyak mentah dunia jenis WTI crude berada di posisi 41,33 dolar AS per barel, turun 1,03 persen. Brent crude di level 43,73 dolar AS per barel, melemah 1,02 persen. Kendati demikian, kata dia, meski dolar AS pulih terhadap mayoritas mata uang dunia termasuk rupiah, namun lajunya masih dibatasi oleh data penjualan ritel di Amerika Serikat yang telah diumumkan tidak sesuai estimasi. Data penjualan ritel AS pada Maret turun 0,3 persen.

Dari dalam negeri, kata dia, pelaku pasar aung juga sedang menanti data ekonomi domestik, yakni neraca perdagangan Indonesia yang sedianya akan diumumkan pada akhir pekan ini (Jumat, 15/4).

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa ruang mata uang rupiah kembali menguat cukup terbuka seiring dengan proyeksi data neraca perdagangan Indonesia akan mencatatkan surplus.

"Kondisi itu dapat menjaga fluktuasi mata uang rupiah ke depannya," katanya.

Baca juga: Penurunan Suku Bunga Dinilai Perlu Dipercepat

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement