REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU -- Usaha industri rumah tangga "Prima Sari" di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau yang memproduksi berbagai macam rasa roti bisa meraup omzet Rp 450 juta per bulan. Pemiliknya berkomitmen untuk mempertahankan mutu, kualitas serta pelayanan dengan tidak mengurangi rasa.
"Perolehan keuntungan tersebut berasal dari omzet penjualan rata-rata tiap hari mencapai Rp15 juta," kata pemilik usaha Prima Sari, Antik (34 tahun) di Pekanbaru, Selasa (13/4).
Menurut Antik, usaha Prima Sari Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru dirintis sejak 2003 sampai sekarang yang didirikan dengan modal awal Rp 200 juta. Saat ini usaha roti Prima Sari sudah melakukan ekspansi dengan membuka cabang sampai ke wilayah Rokan Hilir dan bahkan Sumatra Utara seperti Bagan Batu, Kisaran, Sidiginan, dan Borong- borong. Padahal mulanya ia hanya merintis dengan memasukkannya ke warung dan supermarket saja.
"Usaha ini sukses, dan dalam operasionalnya didukung 10 tenaga kerja, tidak hanya berasal dari keluarga sendiri tapi juga warga sekitar," ujarnya.
Antik menjelaskan dari usaha itu ia sudah bisa menggaji pekerjanya senilai Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta per bulan dengan cara bagi hasil. Sedangkan dalam memproduksi Prima Sari, katanya, pendampingan tetap dilakukan sebulan sekali diberikan masukkan sebagai standarisasi operasional prosedur (SOP) supaya pekerja lebih memiliki percaya diri dan mengerti apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan.
Roti yang diproduksinya dijual mulai dari harga Rp 10 ribu sampai dengan Rp 15 ribu perbungkus. Permintaan tidak hanya datang dari dalam kota Pekanbaru, tetapi juga dari luar daerah seperti Duri, Kerinci, Bangkinang, dan Ujung Batu.
Ia mengatakan bahan-bahan untuk roti prima sari didatangkan dari agen yang langsung ke tempat produksi. Jenis-jenis bahan yang diolah menjadi roti dengan campuran isi kelapa, pisang, selai kacang, keju, sarikaya, nanas, serta roti tawar biasa dan roti tawar kupas.