REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menegaskan pentingnya pendampingan yang masif terintegrasi dalam mendorong petani akrab dengan teknologi digital.
Kalangan petani didominasi kalangan tua yang belum melek teknologi. Di sisi lain, tidak sedikit petani muda berdasi yang pandai memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanamannya.
Pendampingan tersebut bukan hanya dari kalangan pemerintah tapi juga para pelaku usaha kreatif muda dengan konsep-konsep baru berbasis teknologi. "Kondisi petani kita saat ini beragam, tapi modernisasi teknologi selalu mengundang konsekuensi ada kelompok-kelompok yang ketinggalan yang tak boleh ditinggalkan, perlu kesabaran," kata dia, di Jakarta, Selasa (12/4).
Triawan ikut mendampingi Presiden RI ketika memperkenalkan aplikasi seluler pertanian di Brebes pekan lalu. Keberadaan teknologi tersebut dinilai akan sangat membantu mempersingkat jalur distribusi pangan sehingga dominasi middle man memainkan harga menjadi terkikis.
Teknologi aplikasi juga akan membantu petani mengakses segala informasi terbaru serta mengintegrasikan komunikasi petani se-nasional agar lebih cepat dan mudah. Syaratnya, petani sebagai pelaku utama harus terlebih dahulu kompak menjadi pengguna aktif aplikasi.
Bekraf belum memiliki program khusus untuk pendampingan petani menuju digitalisasi teknologi. Namun pemerintah dapat memberdayakan keberadaan penyuluh yang tersebar di seluruh daerah agar kampanye aplikasi lebih dekat ke petani.
"Kementan, Kemenperin, Kemenkominfo, mereka yang sudah leluasa punya perangkat di daerah untuk sosialisasi masif," tuturnya. Di sisi lain, Bekraf mendorong penciptaan aplikasi agar apa yang ada di level digital dapat dirasakan petani dengan pengoperasian yang sederhana.