REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perusahaan farmasi PT Kimia Farma Tbk memerlukan dana belanja modal atau capital expenditur (capex) sekitar Rp958 miliar untuk pembangunan infratsruktur seperti pabrik, apotek, dan klinik pada tahun 2016.
"Kebutuhan Rp958 miliar dana sepanjang tahun ini untuk pembangunan tiga pabrik, satu pabrik garam tahap kedua dan pembangunan klinik serta apotek," kata Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, di Jakarta, Rabu.
Rusdi mengatakan bahwa pembangunan pabrik bahan baku garam farmasi tahap II pada 2016 mencakup kapasitas 4.000 ton, sehingga 100 persen kebutuhan garam farmasi nasional dapat tercukupi.
Sedangkan untuk penguatan jaringan layanan, Kimia Farma akan membangun lebih dari 100 apotek dan lebih dari 50 klinik serta pabrik rapid tes.
"Kami akan bangun pabrik rapid tes pertama di Indonesia serta kelanjutan pabrik bahan baku obat yang pertama dimulai pembangunannya tahun ini," ujar Rusdi pula.
Pendanaan belanja modal tersebut didapat antara lain melalui pinjaman "medium term nots" (MTN), obligasi dan dana kas perseroan. Total kas internal yang dimiliki perseroan ini sekitar Rp500 miliar.
"Pendanaan tahun ini masih mencari yang paling murah, MTN notes salah satunya, obligasi, kas perusahaan yang cukup baik, dan kami masih memilih perbankan dengan bunga yang terendah," ujar Rusdi.
Sebelumnya pada 2015, Perseroan juga telah melakukan pembangunan pabrik bahan baku garam farmasi tahap I serta pembukaan 108 apotek, 62 klinik, dan 3 laboratorium Klinik Kimia Farma.