REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan melakukan kunjungan di Kota Brebes, Jawa Tengah, sebagai program dalam menjaga ketahanan pangan. Kota in dipilih karena menjadi salah satu sentra penghasil bawang merah.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, saat ini pemerintah sedang mengkaji sejumlah program untuk menjaga ketahanan pangan salah satunya untuk menjaga produksi dan nilai pangan seperti cabai, jagung, bawang merah, dan padi. Sebab sejauh ini pangan menjadi penyumbang inflasi yang paling tinggi di Indonesia.
"Ini kita akan membuat program tentang sinergi aksi pemberdayaan rakyat. Ini kerjasama banyak kementerian dan pihak lain. Saya kira ini merupakan program yang bagus, karena bisa memberdayakan ekonomi rakyat," kata Teten di kantor Menko Perekonomian, di Jakarta, Kamis (31/3).
Teten menjelaskan, saat ini bahan-bahan pangan seperti cabai dan jagung selalu menjadi penyumbang inflasi yang cukup besar. Faktor musim menjadi salah satu alasan yang membuat harga komoditas ini sulit dikendalikan. "Musim panen produksi melimpah, harga anjlok. Tapi kalau dibiarkan tidak dijual pasti akan busuk. Ini yang harus dikendalikan," lanjut Teten.
Dalam acara sinergi aksi nanti, pemerintah akan berkolaborasi untuk membuat agar komoditas ini bisa terjaga saat musim melimpah maupun tidak. Salah satunya program yang akan dibawa adalah memaksimalkan pengolahan dari komoditas ini. Dengan pengolahan yang berkelanjutan, komoditas yang melimpah bisa dijadikan produk lain. Sehingga harga komoditas ini bisa terjaga karena pasokan berada di batas cukup, sedangkan kelebihan komoditas bisa diolah menjadi produk lain yang tahan lama.
"Misal bawang saat produksi banyak, ini kan bisa dibuat bawang olahan. Jadi bisa dijual dalam jangka waktu lama. Selain itu kita juga akan koordinasikan masalah pergudangan dan marketingnya bagaimana," kata Teten.
Dia pun menyebut bahwa Presiden Joko Widodo akan menghadiri acara tersebut yang rencananya akan diselenggarakan pada 11 April di Brebes.