REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan dana tabungan Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) sebesar Rp 2,6 triliun pada 2016. Sebelumnya pada 2015, agen penghimpun dana tabungan basic saving account (BSA) ini dapat menjaring 1.216.952 nasabah dengan jumlah Rp 67,6 miliar.
Kepala Departemen Pengawasan Bank III OJK, Teguh Supangkat mengatakan, target itu akan dicapai dengan dukungan 27 bank umum yang telah merencanakan untuk berpartisipasi dalam program laku pandai. Sedangkan tahun sebelumnya hanya tujuh bank umum yang mengimplementasikan dari 17 yang mencantumkannya dalam rencana bisnis bank tahun 2015.
"Sebanyak 27 bank umum telah merencanakan untuk berpartisipasi dalam Laku Pandai dengan target 167.524 agen dan perkiraan tabungan berkarakteristik BSA (basic saving account) mencapai Rp 2,6 triliun," ujar Teguh Supangkat dalam diskusi bertajuk "Setahun Laku Pandai antara Harapan dan Kenyataan" di Jakarta, Selasa (22/3).
Teguh menjelaskan, sebanyak 27 bank umum tersebut termasuk tujuh bank yang sejauh ini telah mengimplementasikan program Laku Pandai di 2015. "Bank yang akan berpartisipasi 11 bank dari bank BUKU III dan Buku IV dan 16 bank BUKU I dan BUKU II," ujarnya.
Ia menuturkan, tahun lalu jumlah agen laku pandai baru mencapai 60.805 orang dari tujuh bank, terdiri dari 59.354 agen perorangan dan 1451 agen berbadan hukum. Sementara tahun ini meningkat tiga kali lipat dari jumlah agen yang ada.
Pada tahun ini, kata Teguh, sebanyak 11 bank BUKU III dan BUKU IV menargetkan bisa menghimpun tabungan BSA sebesar Rp 2,29 triliun dengan jumlah agen sebanyak 165.038 pihak. Sedangkan, sebanyak 16 bank BUKU I dan BUKU II menargetkan tabungan senilai Rp 326,6 miliar dari 2.486 agen.
Teguh mengungkapkan, sebelumnya di dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015 yang diterima OJK, terdapat 17 bank umum merencanakan menjadi penyelenggara Laku Pandai.
Berdasarkan data OJK, empat bank pionir yang telah menerapkan program Laku Pandai adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk. Namun, hingga akhir Desember 2015, bank yang mengimplementasikan program ini meningkat menjadi tujuh bank umum.
"Kami berharap target ini bisa tercapai, supaya financial inclusion berjalan baik," ujarnya.