Kamis 17 Mar 2016 11:44 WIB
Usaha Rakyat

Ranthi Gresmalda, Jual Tas Hasil Kerajinan Tangan Hasilkan Uang Jutaan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Tas buatan Ranthi
Foto: Dok.pri
Tas buatan Ranthi

REPUBLIKA.CO.ID, -- Seni memproduksi kerajinan tangan di bidang fashion kerap diincar sebagai ladang usaha kreatif. Ranthi Gresmalda Dimar merupakan salah satu pelakunya. Objek usaha kerajinan tangan yang ia pilih, yakni membuat tas warna-warni. Model tas pun dibentuk eksklusif dilengkapi pernak-pernik yang mempercantik tampilannya.

Ciri khas tas buatannya, yakni pemilihan kombinasi warna cerah, eksklusif, serta disertai pengerjaan yang detail.  Ranthi, sapa akrabnya, bukan "anak baru" di dunia bisnis dan fashion. Sebelumnya, ia menggeluti bisnis alat shalat wanita. Namun, bisnis tersebut kurang stabil meski tetap juga dijalani hingga kini. Mukena buatannya harus keras bersaing dengan produk serupa yang banjir di pasar serta berharga murah.

Pengusaha harus dinamis. Maka itu, ia tidak berusaha melawan pasar. Bisnis mukena tetap dijalankannya dengan kualitas dan ciri khas tertentu. Lantas, ia membuka bisnis baru di bidang kerajinan tas eksklusif.

"Perputaran barang untuk produk tas lebih cepat, lagi pula, bisnis ini sekaligus menyalurkan hobi dan mengisi waktu luang," katanya kepada Republika, belum lama ini. Ia tergerak berbisnis kerajinan tas sejak 2014. Kala itu, ia bergabung dengan komunitas Facebook bernama Craftalova Fabric Club. Ini merupakan komunitas beranggotakan crafter-crafter hebat.

Ranthi tertarik dengan produk-produk unik dan lucu yang ditampilkan grup. Di sana, para anggota saling berbagi informasi mengenai serba-serbi pembuatan craft, pernak-pernik kerajinan tangan lengkap dengan informasi pembelian alat dan bahan.

Tanpa disadari, ia keranjingan. Usaha membuat tas dibarengi proses belajar, baik secara autodidak maupun mengikuti workshop. Ranthi pun tergelitik untuk membuat kerajinan tangan hasil karyanya sendiri, bahkan menjadikannya sebagai ladang usaha. Kebetulan, ia memiliki stok bahan kain Jepang yang menumpuk.

Kain-kain itulah yang menjadi bahan awal produksi tas perdananya. Tingkat keseriusannya makin meningkat sehingga segera menyisihkan modal Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta untuk melengkapi kegiatan produksi. Ia bahkan membeli mesin jahit portable untuk menyokong kegiatan produksi.

Namun, karena hanya dianggapnya bisnis sampingan, usaha tersebut masih bertahan di bisnis skala kecil dan mengandalkan waktu luang dalam pengerjaan tas. Penjualan tas per bulan baru berkisar 10-20 tas. Kisaran harga tas antara Rp 200 ribu dan Rp 400 ribu per buah.

Promosi pun hanya lewat mulut ke mulut serta promosi dalam jaringan. Jadi, pembelinya pun masih terbatas dari kalangan teman dan saudara serta beberapa pembelian via daring. Sesekali, jika ada bazar atau pameran, ia juga kerap ikut serta atau menitipkan produknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement