REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menerima delegasi Belgia pada pertemuan bilateral dalam rangka Misi Dagang Belgia ke Indonesia, Selasa (15/3).
Dipimpin oleh Staf Ahli Menteri bidang Teknologi dan Inovasi Pertanian, Mat Syukur, pertemuan ini sebagai langkah Belgia untuk meningkatkan kerjasama di sektor pertanian.
"Indonesia dan Belgia memiliki banyak kesamaan. Potensi kerja sama bisa lebih luas lagi di sektor pertanian," ujar Mat Syukur.
Dalam pertemuan ini, Indonesia dan Belgia menyepakati poin penting terkait peningkatan akses pasar komoditas unggulan masing-masing negara.
Seperti perluasan ekspor susu dan buah-buahan dari Belgia ke Indonesia serta ekspor kelapa sawit dari Indonesia ke Belgia.
Hal ini didukung dengan pertukaran informasi terkait regulasi terkini seperti prosedur verifikasi produk peternakan dan hortikultura ke Indonesia.
Selain itu, Delegasi Belgia dan Kementan menerapkan satu kebijakan, baik aspek standar dan keamanan pangan maupun distribusi, oleh Uni Eropa dimana Belgia merupakan salah satu anggotanya.
Mat Syukur juga meyakinkan pada Delegasi Belgia bahwa produksi sawit yang diekspor telah mengacu pada prinsip keberlanjutan (sustainbility). Mat Syukur juga berharap Delegasi Belgia dapat mengurangi kampanye negatif terkait komoditi minyak sawit sehingga bisa mendorong akses pasar di Eropa.
"Kami memiliki Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang menjamin keberlanjutan pada produk minyak sawit," tegas Mat Syukur.
Pimpinan Delegasi Belgia, Vicky Lefevre, Director General of Belgian Federal Agency for the Safety of the Food Chain, mengapresiasi atas kerjasama yang telah dilakukan dengan Indonesia selama ini. Vicky juga berharap peningkatan ini membawa hubungan yang lebih baik antara Belgia dan Indonesia.