REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia membuka peluang ekspor mi instan ke Palestina, bahkan telah berhasil memasukkan 15 kontainer mi instan ke wilayah Tepi Barat.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan setelah resmi dibukanya Konsulat Kehormatan RI di Ramallah maka peningkatan kerja sama ekonomi harus terus dilakukan antara RI-Palestina.
"Konsul Kehormatan bertugas (meningkatkan) kerja sama ekonomi walaupun jumlah masih sedikit, tapi perdagangan kita dengan Palestina menunjukkan tren yang meningkat," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (15/3).
Sepanjang 2012 hingga 2015, pihaknya memantau peningkatan volume perdagangan dua negara terjadi sangat luar biasa atau mencapai 300 persen. "Kemarin saya bicara dengan importir eastern noodle ke Palestina, jadi wilayah West Bank bisa dibayangkan satu contoh Indonesia ekspor 15 kontainer instant noodle ke West Bank," ucapnya.
Retno memastikan volume perdagangan kedua negara dari waktu ke waktu terus meningkat, sehingga keberadaan Konsul Kehormatan sangat dibutuhkan untuk menggarap potensi itu. "Madam Abu (Maha Abu Shusheh, Konsul Kehormatan RI di Ramallah) pebisnis yang sangat mewakili jejaring kerja bagus dan cukup sukses tidak hanya di Palestina, tapi juga di negara Arab," ujarnya.
Pihaknya juga melihat pentingnya melakukan empowering agar Konsul Kehormatan di Ramallah sekaligus mampu mendatangkan pebisnis dari Palestina ke Indonesia