Selasa 15 Mar 2016 14:28 WIB

BI dan BRI Edukasi Layanan Keuangan Digital di Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Layanan keuangan digital (ilustrasi)
Foto: ICET.ORG
Layanan keuangan digital (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) melakukan edukasi dalam rangka memperluas akses keuangan dan Layanan Keuangan Digital (LKD) di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Kegiatan ini bertujuan mewujudkan keuangan inklusif sebagai wujud edukasi kepada masyarakat akan layanan keuangan yang mudah, murah, aman, dan sesuai bagi masyarakat yang belum mengakses perbankan serta lembaga keuangan (unbanked).

"Sejumlah faktor yang melatarbelakangi kelompok masyarakat belum mengakses perbankan atau lembaga keuangan, di antaranya jarak jauh dari tempat tinggal ke kantor bank, produk yang ditawarkan tidak sesuai, informasi produk tidak dipahami, pendapatan rendah, dokumen identitas idak ada, dan adanya persepsi bahwa bank dan lembaga keuangan bukan untuk masyarakat kecil," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Dewi Setyowati, Selasa (15/3).

Perbankan juga memiliki kendala, di antaranya pendirian kantor cabang dengan segmentasi kepada unbanked people membutuhkan biaya mahal, sehingga bank lebih memilih nasabah besar yang dapat memenuhi persyaratan. LKD menggunakan uang elektronik yang terdaftar (registered e-money) dengan bantuan telepon genggam.

BI Bali mencatat jumlah kantor bank umum di wilayah Bali hingga Januari 2016 mencapai 86 Kantor Cabang Utama (KCU), 362 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 131 Kantor Unit (KU), serta 125 Kantor Kas (KK). Jaringan ATM sampai dengan Januari 2016 berjumlah 3.036  jaringan dimana jumlah terbanyak di Kota Denpasar (1.546  jaringan), sementara yang terendah berada di Kabupaten Bangli (28 jaringan), Klungkung (40 jaringan), dan Jembrana 58 (jaringan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement