REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin (14/3) pagi bergerak menguat sebesar 73 poin menjadi Rp 13.001 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.074 per dolar AS.
"Pergerakan dolar AS yang cenderung tetekan terhadap mayoritas mata uang utama di pasar global, menjadi salah satu faktor yang menopang rupiah untuk turut bergerak menguat," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin (14/3).
Menurut dia, belum adanya faktor yang mendukung bagi bank sentral AS (The Fed) menaikan suku bunga acuannya menjadi salah satu sebab pergerakan dolar AS cenderung mengalami koreksi terhadap mayoritas mata uang dunia. "Perhatian investor sedang tertuju ke pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini yang diperkirakan belum menaikkan suku bunganya," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia jenis Brent yang masih bertahan di level 40 dolar AS per barel juga menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang negara penghasil komoditas, termasuk rupiah.
Kendati demikian, lanjut dia, penguatan mata uang rupiah cenderung terbatas, menyusul adanya kekhawatiran sebagian pelaku pasar terhadap penguatan rupiah yang terlalu kuat berpotensi mempengaruhi laju ekonomi domestik.