REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak Kosim Ansori mengatakan produk gula semut hasil perajin di daerah itu kini mendunia sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan penyerapan lapangan pekerjaan.
"Kami terus melakukan pembinaan agar perajin gula semut itu bisa bersaing di pasar domestik maupun mancanegara," kata Kosim di Lebak, Ahad (13/3).
Produk gula semut yang bahan bakunya menggunakan komoditas pohon nira atau aren di Kabupaten Lebak berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan.
Bahkan, produk gula semut itu menembus pasar Australia dan Benua Eropa. Perajin produk gula semut tersebut berkembang di Kecamatan Sobang, Cibeber, Cilograng, Panggarangan dan Cigemblong.
Sebab, di daerah itu tofograpinya perbukitan dan pegunungan sehingga cocok untuk pembudidayakan perkebunan tanaman nira.
Pemerintah daerah terus mengembangkan perkebunan nira dengan menyalurkan bantuan bibit kepada kelompok-kelompok tani. Saat ini, produktivitas pohon nira terus berkurang karena sebagian besar tanaman sudah tua. "Kami berharap melalui bantuan benih dapat mendongkrak produktivitas nira sebagai bahan baku gula semut itu," ujarnya.
Menurut dia, gula semut yang sudah dihaluskan itu menjadi andalan ekonomi masyarakat pedesaan dan produksinya sudah mendapat sertifikat makanan organik internasional. Selain itu, pemerintah juga terus melakukan pembinaan terhadap pengrajin gula semut untuk selalu meningkatkan kualitasnya hingga akses pemasaran.
Keunggulan gula semut Lebak yaitu terbuat dari bahan organik dan dapat menyehatkan badan sehingga sangat cocok untuk di konsumsi sehari-hari. Karena itu, ujar dia, tidak heran jika gula semut sudah menembus pasar dunia. "Kami terus mendorong perajin gula semut itu tumbuh dan berkembang sehingga sejalan dengan regulasi program "Lebak Sejahtera" yang diluncurkan Bupati Iti Octavia," katanya.
Kepala Seksi Aneka Industri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Sutisna mengatakan kehadiran perajin gula semut menyumbangkan penyerapan lapangan pekerjaan cukup besar bagi masyarakat. Dari 15.372 unit usaha yang ada di Kabupaten Lebak, diantaranya bergerak usaha gula semut hingga mencapai 5.815 unit usaha. Para pekerja mendapatkan penghasilan antara Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu per hari, sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik.
"Kami terus mengoptimalkan pembinaan untuk meningkatkan kualitas produk hingga pemasaran," katanya.
Anwar (55 tahun), seorang perajin gula semut warga Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak mengaku dirinya setiap bulan mengekspor gula semut ke Australia antara 20-30 ton. Saat ini, permintaan gula semut di negara Kanguru itu cukup tinggi untuk memenuhi permintaan hotel, super market juga produksi aneka makanan di negara itu.
Tingginya permintaan pasar ekspor itu setelah mengikuti pameran produk gula semut Lebak di Belanda melalui sponsor perusahaan eksportir dari Jakarta. "Kami merasa bangga komoditas lokal itu mampu menembus pasar ekspor, termasuk diantaranya negeri Kincir Angin itu," katanya.