REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat 25 perusahaan asal Korea Selatan yang menyatakan minatnya untuk menjajaki peluang memanfaatkan fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK).
Melalui perwakilan di Korea Selatan, BKPM memfasilitasi investor asal negeri ginseng tersebut bertemu pengelola salah satu kawasan industri yang termasuk dalam 14 kawasan industri yang ditetapkan oleh pemerintah melaksanakan KLIK.
"Dalam pertemuan dengan para investor tersebut, hadir beberapa CEO perusahaan Korea Selatan yang bergerak di bidang kelistrikan, pelabuhan, konstruksi jalan, financing (pembiayaan) dan perbankan," kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (4/3).
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Franky, sektor-sektor yang ditawarkan kepada investor adalah proyek infrastruktur di antaranya pembangkit listrik 2x300 mw, water treatment, jalan tol akses ke kawasan industri serta fasilitas pelabuhan dengan nilai investasi diperkirakan mencapai 2,5 miliar dolar AS. Dia menjelaskan kehadiran pengelola kawasan industri memungkinkan komunikasi secara intensif dengan investor terkait fasilitas yang ada di kawasan industri.
Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia. Dari data BKPM, realisasi investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai 1,2 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka 8 miliar dolar AS dan didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen. Sedangkan dari sisi komitmen investasi pada tahun 2015, tercatat kenaikan komitmen sebesar 86 persen dari tahun sebelumnya menjadi 4,8 miliar dolar AS. Korsel menduduki peringkat ke lima dari daftar asal negara komitmen investasi setelah Cina, Singapura, Malaysia dan Jepang.