Rabu 24 Feb 2016 12:47 WIB

Mendag: Industri Fesyen Jadi Titik Cerah Perekonomian Indonesia

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
Menteri Perdagangan Thomas Lembong saat nmengikuti Rapat Kerja Komisi VI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (3/2).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Perdagangan Thomas Lembong saat nmengikuti Rapat Kerja Komisi VI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, pemerintah akan terus menggenjot industri fesyen. Industri fesyen dinilai memiliki potensi besar dan dapat menopang perekonomian Indonesia.

"Industri fesyen adalah salah satu industri masa depan kita," kata Thomas dalam konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta, usai mendampingi Duta Besar Swedia dan perwakilan H&M menemui Presiden Joko Widodo, Rabu (24/2).

Thomas mengatakan, industri tekstil dan produk tekstil memiliki sumbangan besar terhadap ekspor nasional. Industri ini menyumbang ekspor sebesar 13 miliar dolar AS per tahun dengan jumlah penyerapan tenaga kerja langsung mencapai 2,7 juta tenaga kerja.

Pertumbuhan industri fesyen juga sangat menjanjikan. Bahkan tumbuh jauh lebih tinggi di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kalau ekonomi Indonesia tumbuh lima persen per tahun, kata Thomas, maka Industri fesyen bisa tumbuh 10-15 persen per tahun.

"Ini jadi salah satu titik cerah perekonomian yang lagi lesu. Selain itu, industri ini cocok dengan karakter kita yang kreatif dan kuat di kerajinan," ujar Thomas.

Thomas mengatakan, salah satu upaya pemerintah menggenjot industri fesyen sudah dilakukan dengan merevisi daftar negatif investasi (DNI). Pemerintah, kata dia, sudah membuka lebih lebar akses pasar untuk investor asing di bisnis retail.

Revisi tersebut pun disambut baik oleh H&M, perusahaan fesyen asal Swedia. Thomas mengatakan, H&M berkomitemen untuk menambah jumlah gerai. "Dengan penambahan gerai itu, maka kapasitas produksi H&M di Indonesia melalui sourcing mereka akan meningkat," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement