REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai hanya mengurusi komoditas padi jagung dan kedelai (Pajale) saja. Padahal Indonesia punya banyak potensi agribisnis komoditas lain yang beragam dan berpotensi mengkatrol perbaikan ekonomi nasional.
"Program Kementan sekarang ini kelihatannya hanya pajale saja, ini malah jadinya negeri Pajale," kata Pengurus Dewan Pakar Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Jumadi pada acara Indonesia Business Competitiveness Conference di Jakarta, Kamis (18/2).
Potensi agro yang dimiliki Indonesia di antaranya buah-buahan. Dari seluruh buah yang diproduksi sebanyak 20 juta ton per tahun, hanya empat persen yang diimpor. Tapi hal tersebut yang kerap dipermasalahkan. Padahal harusnya Indonesia berkonsentrasi pada bagaimana meningkatkan ekspor dengan membangun budaya industri berkualitas.
Komoditas lainnya yang masih luput dari pengembangan yakni sagu. Pengurus Dewan Pakar Alumni IPB lainnya, Dwi Rahmat Muhtaman menyebut, terdapat lahan sagu sekitar 5,4 juta hektare di Papua yang sama sekali belum disentuh.
"Kenapa selalu bicara Pajale saja padahal potensi ekspor sagu tinggi," tuturnya. Negara pengonsumsi sagu misalnya Jepang yang sebagian masyarakatnya mengonsumsi sagu.