REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bank Sentral Inggris (BoE) akan membuka fasilitas kas bagi perbankan syariah. Langkah ini akan membuat BoE jadi pionir dalam fasilitas tersebut.
Usulan ini diajukan Gubernur BoE Mark Carney untuk memperluas akses operasional likuiditas bank sentral. Fasilitas ini berperan amat penting untuk mempertahankan stabilitas finansial dan memastikan transmisi yang baik atas kebijakan suku bunga bagi ekonomi yang lebih luas.
Dalam laporan konsultasi publik pekan lalu itu, langkah BoE ini merupakan tindak lanjut studi kelaikan yang sudah berlangsung berbulan-bulan untuk memfasilitasi keuangan syariah seperti yang pernah diumumkan Deputi Gubernur BoE Minouche Shafik di awal 2015, demikian dilansir The Wall Street Journal, Jumat (12/2).
Rencana ini juga menandai langkah Inggris untuk menjadi tujuan utama keuangan syariah di negara-negara Barat. Tak bisa dipungkiri, industri keuangan styariah tumbuh cepat dan asetnya diprediksi mencapai dua triliun dolar AS di akhir 2014. Inggris memiliki lima bank syariah dan 20 lembaga keuangan yang menawarkan produk keuangan syariah, jumlahnya sudah lebih banyak dibanding dengan AS.
Inggris juga menjadi negara Barat pertama yang menerbitkan sukuk pada Juni 2014 lalu. Menteri Keuangan Inggris George Osborne menguatkan dukungannya dengan mengatakan langkah ini akan menolong London mempertahankan statusnya sebagai pusat keuangan global.
Pada 2014 lalu juga, Pemerintah Inggris jadi pemerintah di luar negara Islam yang menerbitkan sukuk, instrumen obligasi syariah. Perusahaan sekelas Emirates Airlines yang berbasis di Dubai pun menerbitkan sukuk di London.