Rabu 10 Feb 2016 15:22 WIB

'Angka Kemiskinan Naik karena Komposisi Penduduk Kompleks'

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Pandega/Republika
Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil mengatakan angka kemiskinan pada 2015 mengalami peningkatan menjadi 11,59 persen dari 10,96 persen pada tahun sebelumnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh karakter kemiskinan Indonesia yang sangat kompleks.

"Angka kemiskinan pada bulan September 2015 meningkat menjadi 11,59 persen dibandingkan September 2014 yang sebesar 10,96 persen," kata kata Sofyan Djalil dalam sambutannya  yang disampaikan Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas Rahma Iryanti di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (10/2).

Sofyan mengakui tahun lalu menjadi tahun yang berat dan penuh tantangan dalam pengentasan kemiskinan. Apalagi dalam kondisi perekonomian yang tidak baik dan adanya ketimpangan pendapatan yang semakin mempersulit penanggulangan kemiskinan.

Menurutnya, karakter kemiskinan di Indonesia sangat kompleks. Kondisi ini disebabkan oleh komposisi penduduk Indonesia yang sangat beragam, baik dari status sosial, ekonomi, dan demografi.

"Dapat dikatakan karakter kemiskinan di Indonesia sangat kompleks dan bersifat multidimensi. Ada tantangan dalam ketimpangan pertumbuhan pendapatan kelompok ekonomi ke bawah. Ini memang menjadi tantangan yang berat bagi Indonesia," kata dia.

Untuk itu, pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya penanggulangan kemiskinan seperti dengan melakukan penyediaan pendidikan dan perbaikan infrastruktur. Dalam RPJPN, ditargetkan angka kemiskinan yang sebelumnya 10,96 persen akan turun menjadi 7,8 persen di 2019.

"Dalam mengurangi jumlah penduduk miskin, pemerintah menetapkan penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas dalam perencanaan pembangunan nasional lima tahun. Hal ini membutuhkan upaya komprehensif dan kerja sama seluruh pihak termasuk pemerintah daerah. Ke depan peran pemda dinilai penting, karena akan berdampak positif terhadap keberhasilan program," ujarnya.

Baca juga: Penurunan Kemiskinan Belum Atasi Kurang Gizi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement