REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Taspen (Persero) menargetkan hasil investasi pada 2016 mencapai sekitar Rp 14,6 triliun, meningkat 30,36 persen dibanding realisasi investasi 2015 sebesar Rp 11,2 triliun.
"Peningkatan hasil investasi 2016 diharapkan sejalan dengan pertumbuhan dana kelolaan yang diproyeksikan mencapai Rp 159 triliun, naik dari 2015 sekitar Rp 140 triliun," kata Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro di Jakarta, Senin (8/2).
Menurut Iqbal, pada 2016 meskipun terjadi kecenderungan penurunan suku bunga namun diyakini bisa diimbangi dengan dua program baru Taspen yaitu jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan kematian (JKM) yang dapat memicu peningkatan iuran masuk ke kantong perusahaan.
"Taspen harus mampu mengembangkan produk terutama yang tidak sensitif terhadap suku bunga namun memberikan hasil investasi tinggi," ujar Iqbal.
Senada dengan itu, Direktur Investasi Taspen Imam Firmansyah mengatakan, pada tahun 2016 perseroan siap mengalihkan investasi ke dalam tiga sektor yaitu infrastruktur, properti dan sektor keuangan. "Kita siap "switching" ke instrumen lain, karena Taspen menganut flexible asset allocation, namun ada batasan yang tidak boleh dilanggar," ujar Imam.
Saat ini komposisi portofolio investasi Taspen terbesar pada obligasi sebesar 64,8 persen, disusul investasi pada deposito sebesar 30,8 persen dan selebihnya sekitar 4 persen pada saham dan reksadana, serta investasi langsung kurang dari 1 persen. Pada tahun ini Taspen menargetkan laba bersih sekitar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar.